Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENDIDIKAN INDONESIA DARURAT MORAL

Rana Setiawan - Rabu, 21 Mei 2014 - 12:36 WIB

Rabu, 21 Mei 2014 - 12:36 WIB

714 Views

(Foto: MINA/Rana)

Jakarta, 22 Rajab 1435/21 Mei 2014 (MINA) – Direktur Komunikasi lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Iqbal Setyarso, mengatakan, saat ini pendidikan Indonesia dalam keadaan darurat moral.

Anak-anak di sekolah sempat menjadi tidak aman baik secara moral maupun fisik. Kekerasan terhadap anak, pelecehan seksual dan problematika pendidikan lainnya banyak terjadi di dunia pendidikan kita.

“Sehingga, pendidikan yang seharusnya menghasilkan sesuatu yang baik justru menghasilkan generasi yang salah,” ujar Iqbal dalam diskusi kebangkitan nasional dengan tema “Pendidikan Awal Kebangkitan Nasional” di Jakarta, Rabu (21/5).

Belum lagi kualitas pendidikan Indonesia yang semakin merosot. Dalam laporan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), kualitas pendidikan di negara mayoritas penduduknya Muslim terbesar di dunia itu berada pada peringkat 124 dari 187 negara.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Bahkan, setiap menit ada empat orang anak yang putus sekolah karena keterbatasan biaya, fasilitas, dan akses pendidikan. Kondisi sekolah di wilayah-wilayah terpencil pun ada yang berdiri di atas lingkungan kumuh dan merupakan ruangan darurat yang beratap rumbia dan berdinding kayu.

Iqbal menghimbau semua pihak untuk bergegas memulihkan kualitas penddidikan Indonesia. Menurut dia, elemen terpenting pendidikan seperti pemimpin, guru, dan orang tua harus mengajarkan tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga sikap.

“Kalau gagal menjamin institusi pendidikan berjalan normal, maka gagal juga melakukan regenerasi bangsa,” tegas Iqbal.

Iqbal juga mengatakan, fihaknya berharap kebangkitan nasional terutama di ranah pendidikan dapat dilakukan semua fihak. Generasi miskin dapat mencicipi pendidikan dan orang-orang terbaik bersedia terjun ke wilayah krisis pendidikan seperti di daerah terpencil.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

“Bicara pendidikan adalah bicara ranah makro dan peran sebuah bangsa. Ini harus menjadi isu yang perlu menjadi prioritas,” kata Iqbal.

Dalam diskusi kebangkitan nasional yang digelar lembaga kemanusiaan ACT bersama Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA), juga diluncurkan program Wakaf Peralatan Sekolah ACT dan Donasi Buku GNOTA.

Tim Fundrising GNOTA, Hendar, mengatakan, sebagai lembaga, GNOTA dan ACT mempunyai konsentrasi yang intens terhadap pendidikan. Pasalnya, meski pemerintah sudah menggulirkan sekolah gratis 9 tahun, tak semua merasakan pendidikan terutama di daerah-daerah pelosok negeri.

“Terlebih lagi untuk menikmati akses terhadap peralatan sekolah dan buku,” kata dia.(L/P02/P04/R2)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Feature
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia