Pendudukan Israel Akan Bangun 2.969 Pemukiman Baru

Pemukiman ilegal Israel yang dibangun di atas tanah Palestina yang dirampas secara paksa. (Photo: PIC)

Yerusalem, MINA – Komite Distrik Israel di Yerusalem yang diduduki menyetujui rencanan pembangunan 2.969 unit pemukiman baru, yaitu French Hill, Pisgat Ze’ev dan Givat Shaked.

Dikutip dari PIC, Kamis (20/4), Asosiasi Ir Amim Israel, yang berspesialisasi dalam urusan Yerusalem, melaporkan bahwa setelah diskusi, komite Israel memutuskan untuk menerima semua dokumen rencana pembangunan pemukiman setelah direvisi, dan menyetujui setiap rencana untuk pengajuan tinjauan.

Asosiasi tersebut menyatakan bahwa otoritas pendudukan menunda pembahasan rencana untuk membangun 240 unit pemukiman di area konstruksi pemukiman “Ramot” saat ini, di utara Yerusalem.

“Komite Perencanaan Distrik di Yerusalem telah menjadwalkan sesi diskusi tentang adanya keberatan terhadap rencana Pusat Bisnis Wadi Al-Jouz (Silicon Valley) pada 2 Mei mendatang, yang merupakan langkah maju menuju persetujuan akhir,” terang sumber itu.

Sementara itu, peneliti yang berspesialisasi dalam urusan Yerusalem, Fakhri Abu Diab mengatakan, Komite Distrik telah menyetujui pembentukan unit pemukiman di Kota Suci, dan telah mengalokasikan anggaran yang sangat besar untuk mengimplementasikan rencana tersebut.

Dalam pernyataannya, Abu Diab mengatakan, otoritas pendudukan akan menyita ribuan dunum tanah warga Yerusalem di bagian tengah, selatan dan timur kota, yang mengancam populasi yang ada di daerah tersebut.

Dia menunjukkan, rencana tersebut akan mencakup pendirian fasilitas komersial dan ekonomi, pusat hiburan, sekolah, dan semua kebutuhan hidup, dan sekitar 10.000 pemukim akan dibawa untuk tinggal di dalamnya.

Menurut Abu Diab, pelaksanaan rencana tersebut akan diikuti dengan pembangunan jalan raya, serta pembangunan infrastruktur permukiman di kota Yerusalem dengan mengorbankan tanah warga Yerusalem.

“Pendirian unit-unit pemukiman ini bertujuan untuk mengepung komunitas pemukiman dan mengubahnya menjadi pulau-pulau yang terkepung yang dikelilingi oleh pemukiman dari semua sisi, dan tidak ada kedekatan geografis di antara mereka, selain untuk mengisolasi Yerusalem dari lingkungannya dan memisahkannya sepenuhnya dari tepi Barat,” ungkapnya.

Di sisi lain, otoritas pendudukan pada Rabu (19/4) mengeluarkan keputusan untuk merebut tanah di desa Siniriya, selatan Qalqilya.

Direktur Jenderal Dokumentasi dan Publikasi di Komisi Pemukiman dan Perlawanan Tembok, Amir Daoud mengatakan, otoritas pendudukan mengeluarkan keputusan untuk menyita 52 dunum tanah di desa Siniriya, untuk keperluan militer. (T/R12/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Habib Hizbullah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.