Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendukung Trump Boikot Starbucks Karena Hendak Pekerjakan Pengungsi

Nidiya Fitriyah - Selasa, 31 Januari 2017 - 22:15 WIB

Selasa, 31 Januari 2017 - 22:15 WIB

483 Views ㅤ

Photo: AFP

starbucks.jpg" alt="" width="625" height="428" /> Photo: AFP

Quebec City, 3 Jumadil Awwal 1438/31 Januari 2017 (MINA) – Setelah CEO Starbucks, Howard Schultz mengumumkan akan memberikan 10.000 pekerjaan bagi pengungsi di seluruh lokasi Starbucks yang ada di dunia, para pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) seketika memboikot Starbucks.

“Kami berencana memberikan pekerjaan untuk 10.000 pengungsi selama lima tahun di 75 negara di seluruh dunia,” kata Schulzt dalam sebuah surat kepada karyawannya, demikian BuzzFeed News melaporkannya.

Para pendukung Presiden AS, DonaldTrump melalui Twitter menyataan berbagai macam komentarnya. Mereka menyerukan kicauannya dengan menggunaan hastag #BoycottStarbucks.

Banyak di antara mereka marah mengenai rencana Starbucks yang akan berkomitmen mempekerjakan para pengungsi bukan Warga Negara AS.

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Sementara itu, Schultz mengatakan, hal tersebut akan dimulai di Amerika Serikat, dengan fokus utamanya pada orang-orang yang telah diber izin masuk, dan sudah melayani tentara AS baik sebagai penerjemah maupun personel pendukung lainnya.

“Saya bertekad, saya dapat melakukan lebih sebagai warga dan sebagai CEO untuk memajukan dan melakukan hal penting bagi negara dan perusahaan kami,” ujarnya.

Menurut Schhultz, pihaknya berbisnis untuk menginspirasi banyak orang. Baik para pembeli yang berada di negara Kristen atau negara Muslim, di sebuah negeri yang terpecah ataupun bangsa yang bersatu.(T/R04/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Amerika
Feature
Palestina
Asia