Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti Energi Gabriel Mitchell: Turki Bergantung Pada Gas Rusia

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 11 Maret 2022 - 12:57 WIB

Jumat, 11 Maret 2022 - 12:57 WIB

15 Views

Washington, MINA – Peneliti keamanan energi dan politik regional Mediterania Timur, Gabriel Mitchell mengatakan, Turki sangat bergantung pada gas impor dari Rusia.

“Impor gas dari Rusia menyumbang 45% dari pasokan gas alamnya. Selain itu, Turki juga tergantung pada pariwisata dan perdagangan dari Rusia,” ujarnya Mitchell, yang juga Direktur Studi Sarjana di Universitas Notre Dame di Tanur, Yerusalem.

Ia menanggapi kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog menemui Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, Rabu-Kamis (9-10 Maret). The Medialine melaporkan, Kamis (10/3).

Menurutnya, kerjasama dalam gas alam akan menjadi topik utama bagi Israel dan Turki.

Baca Juga: Rusia Tegaskan Dukungannya Terhadap Suriah

Bahkan sebelum perang di Ukraina pembicaraan itu sudah dimulai. “Sekarang, percakapan itu akan menjadi lebih relevan,” lanjutnya.

Ia menambahkan, hubungan kedua negara yang lebih kooperatif juga akan memungkinkan mereka dalam mengatasi beberapa kepentingan keamanan mereka di kawasan itu.

Pada konferensi pers bersama dengan Herzog, Erdogan mengatakan, Ankara siap untuk bekerja sama dalam proyek-proyek energi.

“Perkembangan terakhir yang terjadi di wilayah kami menunjukkan sekali lagi pentingnya keamanan energi,” kata Erdogan.

Baca Juga: Korea Utara Kutuk Rencana Trump Kuasai Gaza: “Tindakan Kejam dan Perampasan”

Presiden Turki menambahkan, Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Fatih Dönmez akan mengunjungi Israel untuk melakukan pembicaraan untuk meningkatkan perdagangan bilateral.

Mitchell mengatakan, prospek Israel dan Turki bekerja sama dalam jaringan pipa gas menjadi lebih masuk akal sejak perang di Ukraina, tetapi masih ada hambatan besar.

Salah satu rintangan terbesar adalah meyakinkan Siprus untuk menerima jaringan pipa di dekat wilayahnya di mana Turki, saingan lamanya, terlibat, imbuhnya.

Padas bagian lain, Kristian Brakel, kepala kantor Turki untuk Yayasan Heinrich Böll, mengatakan, kerjasama gas alam Israel dan Turki akan menjadi cara paling logis bagi negara-negara kawasan untuk bekerja sama.

Baca Juga: Cina Tegaskan Gaza Milik Rakyat Palestina

Brakel mengatakan, tanda-tanda kedua negara sedang mengerjakan topik gas “akan menunjukkan bahwa hal-hal di antara mereka meningkat secara substansial.”

Negara-negara Barat mendapat tekanan untuk mengurangi ketergantungan mereka pada gas Rusia sejak invasi.

Uni Eropa mengumumkan berencana untuk mengurangi impor tahun ini dan Jerman menangguhkan persiapan untuk memulai layanan pada pipa Nord Stream 2 yang akan menyediakan gas murah Rusia ke ekonomi terbesar Eropa.

Sementara di Laut Hitam, Rusia dapat menimbulkan ancaman bagi anggota NATO Turki, di mana kedua negara memiliki garis pantai yang panjang.

Baca Juga: PM Kanada Umumkan Tarif 25 Persen pada Produk AS

Presiden Erdogan saat ini sedang mencoba untuk mencairkan hubungan dengan beberapa negara, untuk menarik investasi asing sebagai tanggapan atas krisis ekonomi di negaranya. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Trump Gertak Mesir dan Yordania, Ancam Tahan Bantuan Jika Tolak Relokasi Warga Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Eropa
Dunia Islam
Internasional
Asia
Asia