Damaskus, MINA – Peneliti dan penulis Palestina Mahmoud Al-Rantisi mengatakan, pendudukan Israel tampak ketakutan menghadapi situasai terkini perubahan rezim di Suriah.
Hal itu terlihat dari aksi pendudukan Israel yang melakukan pengeboman intensif dengan menargetkan beberapa situs dan instalasi penting di Suriah pada masa transisi usai tergulingnya rezim Bashar Assad. Quds Press melaporkan, Senin (16/12).
“Pendudukan Israel beralasan dengan tujuan mencegah penggunaan fasilitas-fasilitas tersebut terhadap posisi Israel di masa depan,” ujarnya.
“Eskalasi ini mencerminkan ketakutan pendudukan terhadap realitas geopolitik baru di Suriah, terutama mengingat kehadiran kelompok Al-Julani yang memainkan peran besar dalam konflik Suriah,” lanjutnya.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan Udara dan Laut Skala Besar ke Suriah
Al-Rantisi mencatat bahwa operasi Israel baru-baru ini “mencerminkan dampak dari peristiwa 7 Oktober, karena Israel menjadi lebih gugup terhadap kekuatan apa pun yang mungkin menimbulkan ancaman terhadapnya.”
Dia menjelaskan bahwa ada “suara-suara di dalam Israel yang percaya bahwa operasi ini tidak masuk akal, dan malah memprovokasi situasi baru di Suriah alih-alih menanganinya dengan hati-hati.”
Mengenai kemungkinan reaksi Suriah, Al-Rantisi menunjukkan bahwa pemerintahan baru Suriah, meskipun secara teori menolak serangan Israel, tapi menghadapi kesulitan di lapangan dalam meresponsnya, karena komplikasi akibat runtuhnya rezim sebelumnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Setujui Rencana Penambahan Jumlah Pemukim Ilegal di Golan