Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti Senior MUI DKI: Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wujudkan Masyarakat Islam Menurut Pola Rasulullah

Rana Setiawan - Ahad, 29 Mei 2016 - 12:02 WIB

Ahad, 29 Mei 2016 - 12:02 WIB

528 Views

Bogor, 22 Sya’ban 1437/29 Mei 2016 (MINA) – Peneliti senior Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, Prof Ahmad Syafii Mufid mengatakan bahwa Jama’ah Muslimin (Hizbullah) berperan dalam mewujudkan masyarakat Islam menurut pola Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

“Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang diamalkan dan dipimpin pertama oleh Syaikh Wali AlFattah sebagai Imaam, sebagai pola hidup dan model yang mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,” katanya dalam Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) 1437H dengan tema “Membangun Kesatuan Umat yang Rahmatan Lil’alamin Untuk Menghadapi Problematika Dunia Islam dan Pembebasan Al-Aqsha”, pada Ahad (29/5) di Masjid At-Taqwa, Cileungsi, Bogor, Jabar.

Ia juga menjelaskan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mengupayakan amaliyah menuju kebaikan (fastabiqul khairat), tidak hanya dalam ranah narasi tetapi juga pada tataran praktis.

Ia menambahkan, Islam adalah wahyu Allah, sebagaimana Al-Qur’an Al-Karim, Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, telah sempurna sebagai pedoman dalam menghadapi perubahan sosial, budaya dan lingkungan.

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Jama’ah Muslimin (Hizbullah) ditetapi kembali dengan dibaiatnya Syaikh Wali Al-Fattah sebagai Imaamul Muslimin, kemudian diumumkan secara terbuka pada 20 Agustus 1953 M/10 Dulhijjah 1372 H. di Jakarta. Setelah wafatnya Imaam Wali Al-Fatah tahun 1976, selanjutnya estafet kepemimpinan Al-Jama’ah dipimpin Imaamul Muslimin Muhyidin Hamidy. Pada 12 Desember 2014, Imaam Muhyiddin Hamidy wafat, dan dilanjutkan oleh Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur hingga sekarang.

“Semoga Jama’ah Muslimin (Hizbullah) dapat memainkan peran dalam rangka mewujudkan amanat Allah dalam Al-Qur’an sebagai penyeru kebaikan dan pencegah kemungkaran di tengah-tengah arus globalisasi yang sangat jauh dari nilai-nilai Islam dan kemanusiaan itu sendiri,” tambahnya.(L/hna/P005/R05/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
MINA Health
Khadijah
Indonesia
Dunia Islam