Den Haag, 24 Jumadil Akhir 1437/3 April 2016 (MINA) – Sebuah hasil penelitian terbaru menyebutkan, hampir 30 persen dari warga negara Uni Eropa yang bergabung dalam pertempuran di Suriah telah pulang ke negerinya.
Penelitian yang lakukan oleh International Centre for Counter-Terrorism (Pusat Internasional Kontra Terorisme) di Den Haag itu mengatakan, lebih dari 4.000 orang Eropa telah pergi berperang di Suriah, sebanyak 14 persen dikonfirmasi tewas.
Warga Perancis, Jerman, dan Inggris menjadi jumlah pejuang Eropa terbanyak dalam jajaran kelompok bersenjata di Suriah. Namun, Belgia merupakan penyumbang terbesar dalam proporsi jumlah penduduknya.
Berjuangnya warga Eropa bersama kelompok di Suriah dan Irak telah menjadi masalah keamanan serius bagi Eropa selama beberapa tahun.
Baca Juga: Gubernur CBI: Dolar dan SWIFT Dihapus dari Perdagangan Iran-Rusia
Militan relawan itu pulang ke negerinya dan beberapa terlibat dalam serangan di Paris dan Brussel selama 18 bulan terakhir, demikian laporan Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Namun penelitian itu juga mengatakan bahwa tidak semua pejuang asing adalah teroris, dan tidak semua teroris adalah pejuang asing.
“Jadi, tidak semua yang kembali sistematis menyajikan bahaya bagi masyarakat tempat mereka kembali,” tambah penelitian itu.
Para peneliti mengatakan, sulit untuk memahami alasan mereka kembali, tetapi penelitian sebelumnya yang diterbitkan oleh Keamanan dan Intelijen Belanda pada 2014 mengatakan, ada berbagai alasan bagi pejuang asing untuk kembali ke negerinya.
Baca Juga: Ukraina Gempur Moskow dengan Drone
Di antara alasan itu adalah rasa kecewa, trauma, pengkhianatan, realisasi kekejaman, dan penyesalan, serta ada rencana untuk merekrut orang lain atau melakukan serangan di negara mereka.
Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan Jumat (1/4), sekitar 17 persen dari para pejuang asing dari Uni Eropa itu adalah perempuan dan 23 persen adalah mualaf.
Belgia mengirim 41 pejuang per sejuta penduduk.
Secara absolut, Perancis adalah negara sumber terbesar bagi para pejuang untuk bergabung bersama Islamic State (ISIS/Daesh). Penelitian menghitung jumlahnya lebih dari 900 orang. (T/P001/R05)
Baca Juga: Operasi Kereta Api di Pakistan Dihentikan Usai 26 Orang Tewas Imbas Ledakan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah Aksi Hooliganisme Israel, Belanda Justru Larang Protes pro-Palestina