London, MINA – Sebuah penelitian yang didanai pemerintah Inggris menyimpulkan, jumlah infeksi virus corona (COVID-19) di Yaman yang dilanda perang mungkin sudah melewati satu juta kasus.
Penelitian yang dilakukan oleh London School of Hygiene dan Tropical Medicine memperkirakan bahwa hingga 10 juta orang dapat terinfeksi Covid-19, dengan antara 62.000 hingga 85.000 kematian dalam skenario kasus terburuk.
Dalam pertemuan virtual pada Jumat (19/6) yang menghadirkan pejabat senior Yaman dan PBB, Menteri Inggris untuk Timur Tengah James Cleverly mendesak kerja sama dari semua pihak untuk mengatasi krisis kesehatan Yaman yang memburuk, demikian dikutip dari The New Arab.
“Kunjungan (virtual) ini telah memungkinkan saya untuk mendengar tentang dampak buruk dari virus corona yang sudah ada di Yaman. Saya sangat prihatin mendengar bahwa ada lebih dari satu juta kasus. Semua pihak dalam konflik harus bekerja sama dengan PBB sehingga ada akses yang aman untuk persediaan makanan dan obat-obatan,” kata Cleverly.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Dia menekankan perlunya dukungan lebih lanjut untuk Yaman melalui PBB. Awal bulan ini PBB hanya berhasil mengumpulkan USD miliar dari dana yang dijanjikan sebesar USD 2,4 miliar pada konferensi janji yang diselenggarakan oleh Saudi.
Inggris yang mendapat kecaman karena memasok senjata ke koalisi yang dipimpin Arab Saudi selama perang Yaman, menjanjikan £ 160 juta (USD 200.900.000) pada konferensi tersebut untuk membantu penanganan virus corona di Yaman.
Yaman menghadapi apa yang oleh PBB sebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Perang yang sedang berlangsung telah menewaskan lebih dari 100.000 dan 4 juta orang mengungsi. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)