Jakarta, 2 Sya’ban 1434/11 Juni 2013 (MINA) – Hasil penelitian Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2012 mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia belum berperilaku peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam siaran persnya, Senin (10/6), di Jakarta, KLH menunjukkan data Indeks Perilaku Peduli Lingkungan (IPPL) masih berkisar pada angka 0,57 dari angka mutlak 1. Perilaku konsumsi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya, 49,3 persen berupa bahan makanan yang berasal dari luar daerahnya.
Kondisi tersebut memberikan dampak bagi lingkungan seperti meningkatnya emisi karbon dari kegiatan pengangkutan bahan makanan tersebut dari daerah asal ke tempat tujuan.
Sementara dari enam indikator perilaku yaitu konsumsi energi, membuang sampah, pemamfaatan air bersih, pemamfaatan bahan bakar, penyumbang emisi karbon dan perilaku hidup sehat, nilai terburuk adalah perilaku pemanfaatan bahan bakar, yaitu level 0,28.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Sementera itu, dalam sambutannya di acara pembukaan pameran untuk edukasi anak-anak dengan tema “Ubah Perilaku dan Pola Konsumsi Untuk Selamatkan Lingkungan” di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengutip pernyataan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyona bahwa masyarakat Indonesia harus berusaha menjaga keseimbangan antara lingkungan dan ekonomi.
Pameran ini dimaksudkan menjadi ajang kampanye lingkungan untuk mempengaruhi perilaku masyarakat untuk beralih kepada perilaku ramah lingkungan. Pameran ini dihadiri oleh murid SD – SMA yang akan mendapatkan materi edukasi lingkungan hidup dari narasumber peserta pameran.
Menurut Balthasar, pemerintah dan masyarakat harus banyak melakukan sosialisasi.
“Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Semua elemen masyarakat harus ikut berperan dalam mensosialisasikan,” kata Balthasar.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Lebih jauh menteri mantan rektor Universitas Cenderawasih itu menekankan kepada para siswa yang menghadiri acara pembukaan tersebut agar selektif dalam memilih makanan.
“Kita harus bisa melihat makanan-makanan yang ramah lingkungan, agar anak-anak bisa membedakan. Dan mereka tidak mengkonsumsi makanan berbahan kimia yang dapat merusak otak mereka,” tambah Balthasar.
Acara pameran yang berlansung 10 – 14 Juni itu merupakan bagian dari acara puncak dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia sejak 5 Juni. Dan puncaknya adalah Malam Anugerah Lingkungan di salah satu hotel di Jakarta bagi para penerima penghargaan di bidang lingkungan. (L/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian