Sutherland Springs, Texas, MINA – Penyidik Amerika Serikat (AS) pada Senin (6/11) memeriksa latar belakang Devin Kelley, pria bersenjata tunggal yang melepaskan tembakan ke bangku Gereja First Baptist, mencari jawaban atas kemungkinan motif sementara pembantaian itu.
Pria berpakaian hitam yang mempersenjatai diri dengan senapan serbu melepaskan tembakan di gereja di sebuah komunitas kecil di Kota Sutherland Springs, Texas, Ahad (5/11) waktu setempat.
Serangan bersenjata itu menewaskan 26 orang dan melukai sekitar 20 orang lainnya dalam apa yang disebut oleh gubernur sebagai penembaan paling mematikan dalam sejarah negara bagian. Korban meningal berusia antara 5 sampai 72 tahun, Yahoo News melaporkan.
Dalam konferensi pers, pihak berwenang tidak mengungkap identitas penyerang tersebut, hanya menyebut pelaku adalah pria berusia 20-an tahun.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Namun dua pejabat lainnya–satu pejabat AS dan seorang penegak hukum–mengidentifikasi dia sebagai Devin Kelley (26 tahun)
Mereka berbicara dengan The Associated Press dengan kondisi anonimitas karena tidak berwenang untuk membahas penyelidikan tersebut.
Pejabat AS tersebut mengatakan Kelley tinggal di pinggiran Kota San Antonio dan tampaknya tidak terkait dengan kelompok teroris terorganisasi. Penyidik memeriksa berita sosial yang dibuat Kelley pada hari-hari sebelum serangan, termasuk yang memperlihatkan senjata semiotomatis AR-15.
Ia menyebut pelaku adalah seorang pecatan dari Angkatan Udara AS karena diduga menyerang istri dan anaknya, menurut juru bicara Angkatan Udara Ann Stefanek.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
“Kelley bertugas di Logistics Readiness di Holloman Air Force Base di New Mexico dari 2010 hingga dia dipecat,” kata Stefanek.
Tugasnya bertanggung jawab untuk memindahkan penumpang, kargo, dan barang pribadi dalam transportasi militer.
Presiden Donald Trump menggambarkan penembakan di Texas sebagai ‘tindakan jahat’ dan menjanjikan dukungan penuh dari pemerintahnya untuk penyelidikan tersebut.
Berbicara kepada para pemimpin bisnis AS dan Jepang di Tokyo, kemarin, dalam lawatannya ke Asia, Trump mengungkapkan kesedihannya atas apa yang dia sebut sebagai ‘penembakan mengerikan’ di ‘tempat ibadah yang suci’.
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza
Dia mengatakan Amerika Serikat akan bekerja sama untuk membantu mengurangi penderitaan tersebut dan dia berjanji untuk terus memantau penyelidikan selama tur Asia yang panjang.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga menyampaikan belasungkawa, mengatakan di Twitter, “Saya mengucapkan belasungkawa terdalam bagi orang-orang yang kehilangan nyawa mereka dalam kejadian yang terjadi di negara bagian Texas, AS.” (T/R11/RS3)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata