Florida, MINA – Departemen Kehakiman AS telah membuka penyelidikan kejahatan rasial atas insiden penembakan yang menewaskan tiga orang kulit hitam di Florida pada Sabtu (26/8).
Ryan Christopher Palmer yang berusia 21 tahun melepaskan tembakan dan membunuh tiga orang kulit hitam sebelum menembak dirinya sendiri secara fatal di toko Dollar General di Jacksonville.
Menurut laporan media setempat pada Senin (28/8), penembakan tersebut sedang diselidiki pihak berwenang dan diduga sebagai tindakan ekstremisme bermotif rasial.
“FBI juga akan menyelidiki penembakan itu sebagai kejahatan rasial,” kata Sherri Onks, agen khusus FBI untuk Jacksonville.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Presiden Joe Biden mengatakan pada Ahad (27/8), “supremasi kulit putih tidak memiliki tempat di Amerika.” Pernyataan Biden merujuk kepada Palmer selaku tersangka utama yang berkulit putih.
Di Florida, Gubernur Ron DeSantis memandang pria bersenjata itu sebagai “orang gila yang penuh kebencian.”
“Dia menargetkan orang-orang berdasarkan ras mereka; itu sama sekali tidak bisa diterima,” kata DeSantis.
Walikota Jacksonville Donna Deegan juga mengecam supremasi kulit putih pada sebuah pertemuan untuk menghormati para korban penembakan.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
“Perpecahan harus dihentikan, kebencian harus dihentikan, retorika harus dihentikan,” kata Deegan.
“Kita semua adalah daging, darah, dan tulang yang sama dan kita harus memperlakukan satu sama lain seperti itu,” tambahnya.
Insiden mematikan ini adalah yang terbaru dari serangkaian penembakan bermotif rasial di Amerika Serikat.
Pada Mei 2022 lalu, seorang yang menyatakan dirinya sebagai penganut supremasi kulit putih, Payton Gendron, membunuh 10 orang kulit hitam.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Bahkan, aksi penembakan yang dilakukan Gendron disiarkan secara langsung di sebuah supermarket di Negara Bagian New York.
Gendron dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tetapi masih bisa menghadapi hukuman mati dalam kasus federal.
Pada 2015, seorang pria bersenjata berkulit putih membunuh 9 orang kulit hitam saat belajar Alkitab di sebuah gereja di Charleston, Carolina Selatan. Penembaknya, Dylann Roof, saat ini berada di ambang hukuman mati. (T/R2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza