Bogor, 18 Shafar 1437/28 November 2015 (MINA) – Pakar Ekonomi Syariah Ikhwan Basri menilai, insiden penembakkan pesawat tempur Rusia jenis SU-24 oleh militer Turki tidak akan merusak hubungan ekonomi kedua negara.
“Jika ada kabar bahwa Rusia akan segera mengembargo perekonomian Turki, itu hanyalah gertakan dari Rusia saja. Kenapa? Karena jika itu terjadi, dalam waktu jangka pendek, kedua negara akan sama-sama mengalami kerugian yang tidak sedikit,” kata Ikhwan kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (28/11).
Salah satu alasannya, kata Ikhwan, saat ini kedua negara sedang melakukan hubungan-hubungan penting pada sektor peningkatan ekonomi. Misalnya saja, saat ini Turki mengimpor hampir semua kebutuhan energinya dari Rusia, termasuk 60% kebutuhan gasnya dan 35% kebutuhan minyak.
“Secara keseluruhan, perdagangan Turki dari Rusia mencapai 15% dari total perdagangan internasional yang dilakukan Turki. Ini artinya, kedua negara sama-sama mengambil keuntungan yang tidak sedikit, sehingga kemungkinan kecil Rusia akan mengembargo perekonomian Turki, karena secara kasat mata, jika Rusia mengembargo ekonomi Turki, kedua negara akan merasakan dampak buruknya,” ujarnya.
Baca Juga: Sesaat Sebelum Gencatan Senjata Berlaku, Israel Serang Beirut
Namun di Rusia sendiri, diberitakan polisi Rusia telah melakukan razia terhadap perusahaan Turki dan beberapa di antaranya dibekukan operasionalnya.
Dua hari lalu, Osman Bagdatlioglu, Ketua Persatuan Produk Ekspor dan Tanaman Hias Turki mengatakan, pihak berwenang Rusia memulangkan kembali beberapa truk Turki sarat muatan bunga ekspor pada Rabu (25/11).
“Enam truk kembali kemarin. Kami menghentikan semua pengiriman. Kami menghentikan pengiriman dengan pesawat juga,” kata Bagdatlioglu kepada Al Jazeera, Kamis.
Seperti diketahui, militer Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia jenis SU-24 di perbatasan Turki-Suriah yang mengakibatkan ketegangan antara Turki dan Rusia hingga saat ini. (L/P011/P001)
Baca Juga: Hezbollah Sergap Pasukan Israel, Sasar Sejumlah Target di Tel Aviv
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)