Penerbangan Langsung Israel-Arab Saudi Dikabarkan Terlaksana

Bandar Udara Ben Gurion

Tel Aviv, 21 Ramadhan 1438/ 16 Juni 2017 (MINA) – Menurut harian Yedioth Ahronoth penerbangan langsung dari Bandara Ben Gurion Israel ke Saudi akan segera terlaksana dalam waktu dekat.

Media tersebut mencatat, penerbangan akan menjadi langkah simbolis normalisasi hubungan Tel Aviv dan Riyadh, menyusul kisruh negara teluk dengan Qatar.

Mengutip pernyataan seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, Yedioth melaporkan pembicaraan mengenai upaya hal itu telah berjalan lancar. Kesepakatan kedua pihak dipandang sebagai bagian dari upaya Amerika Serikat (AS) untuk memastikan ada kerja sama erat antara Arab Saudi dan rezim Israel di era baru.

Presiden AS kontroversial Donald membuat sejarah itu menjadi nyata. Setelah berkunjung ke Arab Saudi baru-baru ini, pesawat eksekutif Trump membawanya terbang dari negara itu langsung ke Israel untuk bertemu Perdana Menteri Benyamin Netanyahu. Hal ini menjadi ramai diperbincangkan karena belum pernah dalam sejarah mencatat ada penerbangan langsung secara terbuka dari dua lokasi itu.

Penerbangan yang disebut “bersejarah” oleh media Israel tersebut juga disinyalir menjadi awal mula kesepakatan rute angkutan udara langsung kedua wilayah.

Elliott Abrams, mantan pejabat senior di pemerintahan Bush dan Reagan mengaku dirinya pernah melakukan penerbangan langsung dari Israel ke Arab Saudi bersama Menlu saat itu, Condoleeza Rice.

“Dan kami harus terbang rendah di Bandara Queen Alia di Amman agar orang percaya kami transit di sana. Saya berharap kekonyolan semacam itu ditiadakan,” katanya dalam sebuah podcast yang disiarkan Gedung Putih.

Menurut media Israel Haaretz, pengalaman Elliot ini tidak hanya terjadi pada dirinya. Praktik serupa juga biasa dilaksanakan para pebisnis Israel yang bekerja di wilayah Teluk Persia. Untuk mengatasi urusan diplomatik, mereka harus mendarat tanpa berhenti di aspal bandara Amman selama beberapa menit dan lepas landas lagi.

Selain Trump, beberapa presiden AS juga pernah terbang dari Israel ke negara Arab yang tidak memiliki rute penerbangan langsung secara diplomatik. Bill Clinton, contohnya, melakukan hal itu pada tahun 1994, ketika dia terbang ke Israel setelah melakukan kunjungan singkat di ibu kota Suriah, Damaskus. Presiden Richard Nixon melakukan hal yang sama selama perjalanan tahun 1974 ke Timur Tengah, yang merupakan kunjungan pertama seorang presiden Amerika Serikat ke Israel, setelah rezim penjajah itu mengumumkan diri sebagai negara di wilayah pendudukan Palestina.

Netanyahu mengatakan sebelumnya sudah saatnya Tel Aviv menjalin hubungan dekat dengan beberapa negara Arab.

Berbicara dalam Konferensi Presiden Organisasi Yahudi Amerika pada Februari 2016, Netanyahu mengatakan bahwa negara-negara Arab moderat melihat Israel sebagai sekutu mereka, bukan musuh mereka, karena mereka memiliki kesamaan dalam memerangi Iran.

Ucapan Netanyahu itu diungkapkan tidak lama setelah Menteri Perang Israel Moshe Ya’alon mengatakan ada saluran terbuka antara Israel dan negara-negara Arab lainnya, tapi situasi “sensitif” mencegah pihaknya berjabat tangan dengan pejabat Arab di depan umum. (T/RE1/RI-1)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.