Kabul, 9 Ramadhan 1434/17 Juli 2013 (MINA) – Zakeria Kandahari, seorang penerjemah Afghanistan untuk pasukan khusus Amerika Serikat (AS) ditangkap atas tuduhan menyiksa dan membunuh warga sipil.
Tetapi Kandahari telah membantah terlibat dalam pembunuhan kepada para penyelidik Afghanistan, dan mengatakan ia selalu bertindak atas perintah dari penanganan militer AS, Saudi Gazette melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Rabu (17/7).
Pihak berwenang Afghanistan menahan Kandahari enam minggu lalu, menyusul tuduhan bahwa dia terlibat dalam kekejaman terhadap warga sipil di Wardak, sebuah provinsi strategis penting dekat Kabul.
Kandahari bekerja untuk pasukan khusus AS di Afghanistan selama sembilan tahun, baru-baru ini di distrik Nerkh, Wardak, di mana tuduhan muncul pada bulan Februari.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
“Saya adalah seorang penerjemah tingkat rendah dan tidak memiliki akses untuk berkeliaran di pangkalan, atau di ruang interogasi,” kata Kandahari kepada para interogator, menurut dokumen tiga halaman yang membawa fotonya di halaman depan, mengenakan seragam kamuflase dan topi.
Pemerintah Afghanistan sebelumnya mengatakan bahwa Kandahari adalahseorang Afghanistan-Amerika, meskipun latar belakang persisnya masih belum jelas.
Dalam dokumen, Kandahari mengidentifikasi tiga pasukan tentara khusus AS sebagai “Dave, kepala operasi, Hagen dan Chris” dan mengatakan kepada interogator militer Afghanistan bahwa ketiganya telah fasih dalam kedua bahasa utama Afghanistan, Dari dan Pashto.
Kasus ini mengancam hubungan antara pemerintah Afghanistan dan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional pimpinan NATO (led International Security Assistance Force/ISAF), yang sudah tegang atas isu kematian warga sipil.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Penyiksaan Video
Penyidik mengatakan bahwa dalam dokumen, Sayed Mohammad, warga Wardak, terlihat dalam video ponsel dipukuli oleh Kandahari, yang penyidik katakan adalah penerjemah senior untuk pasukan khusus AS. Mohammad kemudian ditemukan tewas.
“Saya juga menendangnya beberapa kali saat saya membawanya ke pangkalan. Saya menyerahkannya kepada Dave dan Hagen, tapi kemudian saya melihat tubuhnya dalam kantong mayat hitam,” kata Kandahari kepada interogator, menurut catatan yang ditulis dalam bahasa Dari.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Para pejabat Afghanistan di Wardak dan kerabat mengatakan kepada sumber Saudi Gazette, bahwa tubuh Mohammad ditemukan di dekat basis pasukan khusus di Nerkh bulan Mei, dengan kedua kaki dipotong. Mohammad pertama kali menghilang pada bulan November tahun lalu.
Kekejaman terhadap warga sipil telah menjadi flashpoint dalam hubungan antara pemerintah dan pasukan yang dipimpin NATO sejak seorang tentara Amerika dituduh membunuh 16 warga sipil di provinsi Kandahar pada Maret tahun lalu.
Pemerintah Afghanistan telah menangkap seorang kolonel Angkatan Darat Afghanistan yang diduga menyerahkan tahanan kepada Kandahari. Penangkapan dilakukan setelah mayat tiga orang yang ditahan dalam penggerebekan gabungan AS-Afghanistan sejak November lalu, ditemukan di dekat pangkalan militer Nerkh.
Menurut daftar yang disusun oleh Departemen Pertahanan, ada 18 orang yang diduga ditahan di Nerkh. Pejabat dan penduduk desa mengatakan, tiga yang tubuhnya ditemukan pada bulan Juni termasuk di antara 10 yang terdaftar hilang. Delapan lainnya dinyatakan tewas. (T/P09/R2).
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mi’raj News Agency (MINA).