Jerusalem, 4 Dzulqa’dah 1436/ 19 Agustus 2015 (MINA)- Pengadilan tinggi Israel Rabu (19/8) menyatakan akan mempertimbangkan apakah akan membebaskan seorang tahanan Palestina Muhammad Allan (30).
Mohammed Allan merupakan warga Nablus selatan yang ditahan oleh pemerintah Israel sejak November 2014 lalu. Sejak dua bulan lalu, ia melakukan aksi mogok makan.
Pengadilan Tinggi Israel kembali melanjutkan sidang pada Rabu sore mengenai keputusan pembebasannya terkait kondisi kesehatannya. Persidangan dilakukan secara rahasia untuk membahas kondisinya dan dampak keamanan bagi Israel.
Diskusi juga terjadi di luar pengadilan dengan tujuan mencapai kesepakatan.
Baca Juga: Tim MER-C Lakukan Disaster Triage di Gaza Utara
Issa Qaraqe, kepala Komite Otoritas Palestina ‘Urusan Tahanan ‘, mengatakan Rabu pagi bahwa penuntut militer Israel telah menawarkan untuk melepaskan Allan saat penahanan administrasif nya berakhir pada 3 November.
Pengacara Allan, Qaraqe mengatakan bahwa Israel juga berjanji tidak akan menahan Allan dengan penahanan administratif lagi.
Namun, Allan belum menanggapi tawaran tersebut, sementara laporan pada Rabu sore menyatakan kesehatannya semakin memburuk.
Allan mengalami koma selama beberapa hari. Namun ia berjanji melanjutkan aksinya hingga aspirasinya terpenuhi.
Baca Juga: Gubernur Sinai: Rafah Akan Segera Dibuka Kedua Arahnya
Dokter telah memberikan dia alat bantu pernapasan dan memberinya cairan dan vitamin dalam masa perawatan di rumah sakit Israel.
Allan ditangkap Israel dalam penahanan administrasif, yang dapat diperpanjang tanpa batas waktu.
Pengacaranya menyatakan kondisi kesehatannya semakin menurun dan dapat menyebabkan kematiannya.(T/nda/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas: Palestina Harus Bersatu untuk Pertahankan Tepi Barat