Al-Quds, 17 Rajab 1437/ 25 April 2016 (MINA) – Pengadilan tinggi Israel, Ahad (24/4), memutuskan untuk mengadakan sidang pada bulan depan untuk mencapai keputusan dikembalikannya 15 jenazah warga Palestina yang diduga melakukan penyerangan terhadap tentara Israel.
Seorang pengacara yang mengajukan banding atas nama keluarga Palestina, Muhammad Mahmoud mengatakan, persidangan akan dilangsungkan pada Kamis (5/5) mendatang untuk menetapkan tanggal dan syarat penyerahan jenazah kepada warga Palestina oleh otoritas Israel.
Mahmoud, yang bekerja atas nama kelompok hak tahanan Palestina Addameer mengatakan, sidang diputuskan pada Ahad setelah awalnya ditunda karena adanya perayaan hari raya Yahudi baru-baru ini, begitu Ma’an News Agency melaporkannya dikutip Mi’raaj Islamic News Agency (MINA).
Addamer melaporkan, pada sidang (18/4) bahwa kembalinya 15 jenazah kemungkinan akan “tunduk pada langkah-langkah keamanan yang ekstrem” oleh Otoritas Pendudukan Israel.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Kepemimpinan Israel pada Oktober menyetujui untuk menahan jenazah warga Palestina yang ditembak mati saat diduga mencoba atau melakukan serangan terhadap Israel.
Menurut data PBB, lebih dari 200 warga Palestina tewas selama serangan yang terjadi baru-baru ini, dan Israel menahan mayat setidaknya 80 warga Palestina untuk berbagai periode waktu sebelum perlahan-lahan memberikan kebijakan mengembalikkan jenazah tersebut pada Desember lalu.
Kebijakan itu tidak dilakukan dengan frekuensi seperti sejak Intifadhah Kedua dan memicu reaksi besar masyarakat Palestina.
Menurut Addameer, Israel terus menahan 15 mayat Palestina yang tewas selama kerusuhan yang terjadi, meskipun fakta bahwa beberapa keluarga “tidak setuju dengan keadaan yang sewenang-wenang” yang dituntut oleh pihak berwenang untuk pembebasan mereka.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Addameer awal bulan ini menyebut keputusan Israel yang menahan jenazah sebagai “praktik yang sangat memalukan dan merendahkan martabat manusia yang meninggal, anggota keluarga, dan norma-norma budaya, dan agama masyarakat Palestina.”
Bulan lalu, pejabat senior PLO, Saeb Erekat untuk bagian itu mendesak masyarakat internasional menekan Israel untuk melepaskan tubuh, dan mengatakan, “hukuman kolektif Israel sekarang sedang dilakukan terhadap hidup dan yang mati.” (T/nrz/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel