Haifa, MINA – Pengadilan Israel di kota utara Haifa pada hari Selasa (6/3/2018) menolak pembebasan pimpinan gerakan Islam yang dilarang, Syaikh Raed Salah.
Khaled Zubarqa, seorang pengacara Syaikh Salah mengajukan permintaan pembebasan Syaikh Salah sampai akhir proses hukum. Namun pengadilan menolaknya sampai persidangan usai.
Zubarqa mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Quds Press bahwa pengadilan juga menolak alternatif yang diajukan pengacara, untuk memindahkan Syaikh Salah ke tahanan rumah sampai akhir proses persidangan.
Keputusan menetapkan Syaikh Salah tetap berada di dalam tahanan Israel.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Menurut pengacaranya, persidangan Syaikh Salah “tidak mengikuti standar hukum yang patut,” dan menambahkan bahwa “masalah politik pendudukan telah membungkam mulut Syaikh Salah.”
Tim pembela selanjutnya akan memeriksa keputusan pengadilan tersebut, kemudian mengajukan permintaan susulan untuk pembebasan Syaikh Salah, dengan alasan bahwa pengadilan tersebut menolak untuk membahas masalah tersebut jika ada kondisi yang membatasi proses pembebasan.
Syaikh Salah ditahan di penjara Shikma di kota Ashkelon yang diduduki, selatan wilayah pendudukan Palestina 1948, setelah dipindahkan dari Penjara Ramon ke gurun Negev ke selatan.
Dia ditangkap pada pertengahan Agustus 2017 dari rumahnya di Umm Al-Fahm setelah sebuah operasi Israel menghasut terhadapnya selama peristiwa Al-Aqsha pada pertengahan Juli 2017.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dia didakwa dengan tuduhan “menghasut terorisme dan mendukung sebuah organisasi ilegal”. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon