Kairo, 9 Muharram 1435/13 November 2013 (MINA) – Pengadilan Mesir memerintahkan pemerintah mengakhiri keadaan darurat, dua hari lebih cepat dari jadwal semula, setelah tiga bulan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa pendukung presiden terguling Muhammad Mursi.
Kabinet pemerintah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan menghormati putusan itu, tapi masih menunggu pemberitahuan resmi dari pengadilan sebelum melaksanakannya, Al-Jazeera melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA), Rabu (13/11).
Dengan demikian, keadaan darurat dengan pemberlakuan jam malam, dijadwalkan berakhir pada Kamis (14/11).
Keadaan darurat diberlakukan setelah tindakan keras mematikan pasukan keamanan di kamp pendukung Mursi, presiden yang digulingkan militer pada 3 Juli, menyusul demonstrasi massa terhadap pemerintahannya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Keadaan darurat memungkinkan pihak berwenang melakukan penangkapan tanpa surat perintah dan memberikan hak kepada aparat keamanan untuk menggeledah rumah-rumah penduduk.
Para pejabat militer mengatakan bahwa mereka belum menerima perintah eksekutif untuk menghapus jam malam, lapor Rory Challands, Al-Jazeera, di Kairo.
Keputusan pengadilan ditetapkan meskipun protes terus berlangsung di berbagai kota.
Selasa kemarin (12/11), mahasiswa pendukung Mursi melakukan reli di universitas di Delta Nil kota Mansoura. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran, kata saksi.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mesir terus dilanda gelombang demonstrasi dan kekerasan sejak tentara memimpin penggulingan Mursi.
Ribuan orang tewas, sebagian besar pendukung Mursi, serta sekitar 100 petugas keamanan.
Mursi telah ditahan di sebuah lokasi rahasia sejak penggulingannya dan dipindahkan ke sebuah penjara berkeamanan tinggi di kota pelabuhan Mediterania, Alexandria setelah sesi pembukaan persidangan pada 4 November.
Mursi sejauh ini telah menolak bantuan hukum dan ingin membela diri.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Sementara itu, putera Mursi mengatakan, ayahnya bertemu dengan tim pengacara yang berusaha membela dirinya dalam persidangan atas tuduhan menghasut pembunuhan.
Mursi ingin berdiskusi dengan mereka tentang mengambil tindakan hukum terhadap orang lain. (T/P09/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah