Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Ketika kelak di Hari Akhir, saat masing-masing diri kita harus mempertanggungjawabkan amal kita di dunia. Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi, selain menunggu pertolongan dari Allah atas amal-amal kita selama di dunia. Allah pun akan berkenan menolong kita sebagai hamba-Nya, berdasarkan amal-amal selama hidup di dunia, yang dipersembahkan ikhlas kepada-Nya.
Di antara perantaraan pertolongan (syafa’at) itu, adalah amal kita berupa Puasa dan Al-Quran.
Keduanya kelak dapat memintakan pertimbangan kepada Allah agar Allah menolong kita dari siksa api neraka.
Baca Juga: Aksi Kebaikan, Dompet Dhuafa Lampung Tebar 1445 Makanan Berbuka dan Takjil
Ini seperti disebutkan di dalam hadits:
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
Artinya : “Puasa dan Al-Quran itu memintakan syafa’at untuk seseorang pada Hari Kiamat nanti. Puasa berkata : Wahai Tuhanku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya pada siang hari. Maka berilah aku hak untuk memintakan syafa’at baginya. Dan berkata pula Al-Quran : Wahai Tuhanku aku telah mencegah dia tidur pada malam hari (karena membacaku). Maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” (HR Ahmad dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).
Begitu istimewanya amaliyah puasa, wabil khusus puasa Ramadhan, serta membaca Al-Quran. Sehingga keduanya memiliki hak untuk mengajukan syafaat kepada Allah, untuk kita.
Baca Juga: Masjid Sekayu Semarang Cikal Bakal Pembangunan Masjid Agung Demak
Puasa, karena waktu-waktu kita sepanjang sejak sahur hingga berbuka, kita rela menahan makan dan minum, serta menahan menyalurkan syahwat yang sah. Itu semata karena mematuhi perintah Allah.
Demikian pula Al-Quran. Banyak waktu-waktu kita, terutama pada malam hari, digunakan untuk membacanya.
Karena itu, jika kita berpuasa sementara tidak pandai menahan diri dari amarah, perbuatan dosa dan maksiat, serta tidak mengiringi dengan amal-amal kebajikan. Maka, sulit rasanya menjadikan puasa itu sebagai sarana mendapatkan syafaat Allah.
Demikian halnya, jika malam-malam hari pada bulan Ramadhan tidak kita gunakan untuk banyak membaca Al-Quran. Rasanya pun jangan banyak berharap mendapat jatah syafaat Allah dari rekomendasi Al-Quran.
Baca Juga: Berkah Ramadhan, Wahdah Tebar Paket Sembako
Beruntung kita mendapatkan kesempatan dan peluang emas pada bulan suci Ramadhan ini. Ketika pada siang harinya kita berpuasa, dan pada malam harinya banyak membaca Al-Quran.
Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita untuk menjadi hamba yang mampu menjalankan puasa dengan baik. Serta semoga pula kita mampu membaca Al-Quran sampai khatam pada bulan Ramadhan ini. Aamiin. (A/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Riska Gelar Anjangsana Sosial di Rumah Belajar Merah Putih Cilincing