Tel Aviv, MINA – Seorang tentara bayaran AS yang bekerja untuk Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang kontroversial, yang didukung oleh AS dan Israel mengakui bahwa tentara bayaran dan tentara Israel sengaja menembak para pencari bantuan yang kelaparan di lokasi distribusi, meskipun warga sipil tak bersenjata tersebut tidak menimbulkan ancaman.
Dilansir dari Quds News Network (QNN), tentara itu mengatakan kepada Channel 12 Israel pada Selasa (22/7) bahwa “pusat-pusat bantuan memperlakukan penduduk dengan sangat buruk dan membahayakan mereka.”
Veteran tentara Amerika berusia 25 tahun itu mengatakan bahwa sistem GHF “tidak dapat diperbaiki, harus diakhiri.”
Ia menambahkan bahwa “jika PBB memiliki sumber daya dan koordinasi yang dimiliki mekanisme ini, sistem ini akan bekerja jauh lebih baik.”
Baca Juga: PBB: Lebih dari 1.000 Warga Gaza Dibunuh Israel saat Cari Bantuan
Ia mengkritik perilaku staf GHF yang tidak pandang bulu dan menceritakan sebuah insiden di mana seorang warga Palestina yang sedang mengumpulkan makanan dari tanah disemprot merica oleh petugas keamanan AS, meskipun tidak menimbulkan ancaman.
Ia juga menggambarkan sebuah insiden di mana seorang anggota staf GHF melemparkan granat kejut langsung ke seorang perempuan Palestina, yang kemudian roboh ke lantai. “Saat itulah saya menyadari bahwa saya tidak bisa melanjutkan,” ujarnya.
“Ketika warga Palestina selesai mengumpulkan bantuan yang ada di lokasi, petugas keamanan Amerika mulai menembaki mereka… menembaki kaki mereka, menembaki tanggul tanah, untuk mengusir mereka,” kenangnya.
“Selama saya bertugas di militer, saya belum pernah melihat penggunaan kekuatan seperti itu terhadap warga sipil tak bersenjata. Saya tidak akan terlibat sekarang,” kata tentara AS yang berbicara dengan syarat anonim. []
Baca Juga: 111 Orang Meninggal Akibat Malnutrisi dan Kelaparan di Gaza, termasuk 81 Anak-Anak
Mi’raj News Agency (MINA)