New York, MINA – Pengamat dan mantan pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengikuti situasi Yaman, menurut The New York Times berpendapat, pengeboman Israel terhadap pelabuhan penting di Yaman hanya merugikan warga sipil.
Harian itu pada Ahad (21/7) mengatakan, serangan itu tidak akan menghentikan yaman/">Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) untuk melancarkan serangan lebih lanjut.
Jalur utama makanan, bahan bakar, dan pasokan kemanusiaan untuk mencapai wilayah miskin di Yaman utara, yang merupakan tempat tinggal bagi lebih dari 20 juta orang, rusak akibat serangan Israel di pelabuhan Hodeidah.
Sebelumnya, pemimpin Ansarullah Yaman Abdul-Malik Badreddine al-Houthi mengatakan, Israel memilih targetnya di Hodeidah dengan sengaja untuk melumpuhkan perekonomian Yaman.
Baca Juga: Ribuan Warga di London Pawai Sambut Gencatan Senjata di Gaza
Berbicara kepada masyarakat Yaman, al-Houthi menekankan, serangan-serangan ini tidak terjadi secara acak, tetapi merupakan bagian dari strategi yang diperhitungkan untuk melemahkan stabilitas ekonomi negara tersebut.
Sementara itu, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari menyatakan, pengeboman tersebut dilakukan untuk menghentikan operasi Yaman. Dia menambahkan, sasaran seperti infrastruktur listrik telah diserang.
Adam Clements, pensiunan atase Angkatan Darat AS untuk Yaman, mengatakan, “Sasaran serangan ini lebih merugikan rata-rata warga Yaman” dari pada kemampuan Ansarullah untuk melancarkan serangan di Laut Merah atau Israel.
Beberapa ahli bahkan mengklaim serangan Israel akan meningkatkan status yaman/">Angkatan Bersenjata Yaman dan memperkuat serangan mereka terhadap Israel.
Baca Juga: PBB Siapkan Aturan Pengiriman Bantuan ke Gaza
Di X, Mohammed Abdul Salam, Juru Bicara YAF, menyatakan bahwa tujuan Israel untuk “memperparah penderitaan rakyat”, ditunjukkan dengan pengeboman terhadap infrastruktur energi. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahkamah Agung: TikTok Dilarang di AS Mulai 19 Januari