Jakarta, 14 Jumadil Awwal 1437/22 Februari 2016 (MINA) – Ekonom Senior Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Bustanul Arifin mengatakan, pemerintah perlu meningkatkan kualitas terhadap beras yang beda.
“Kita perlu menerapkan kualitas yang beda, jangan dipukul rata. Kalau bisa ada kualitas beras yang rendah, sedang, dan tinggi,” ujar Bustanul kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dalam diskusi INDEF, Solusi Ekonomi Indonesia “Mengungkap Kartel Pangan” di Jakarta, Senin (22/02).
Bustanul menyatakan, tidak bisa menekankan kepada petani untuk menurunkan harga agar mengurangi ekspor beras dari luar negeri, tetapi bisa ditingkatkan dari segi efisiensi dan produktifitas beras.
“Produktifitas beras harus ditingkatkan, dan saya mensuport menteri terkait yang memberi traktor gratis atau alat kebutuhan bertani untuk mengurangi biaya pokok,” jelas Bustanul.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Terkait kualitas produksi beras di Jawa tentu sangat berbeda dibandingkan di Papua, baik segi harga dan kualitas. Kita sedang melihat siapa yang tidak menerima beras dari Karawang. Saya menduga kenapa pedagang teriak, karena mau mengambil keuntungan yang lebih besar,” kata Bustanul.
Menurut Bustanul, faktor yang membuat harga beras yang dijual petani berbeda dengan di pasar, karena ada kartel (praktek harga atau pemasokan). Ia mengatakan, pemerintah tidak bisa menekan petani untuk menuruni harga berasnya.
“Jadi, mulailah meningkatkan produktifitas negara kita, karena mahalnya beras bisa dinilai dari langkanya produk sendiri,” ujar Bustanul. (L/P007/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat