Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENGAMAT: KEPEMIMPINAN ISLAM BISA MENGATUR DUNIA

Rudi Hendrik - Ahad, 7 September 2014 - 15:37 WIB

Ahad, 7 September 2014 - 15:37 WIB

1363 Views

Ali Farkhan Tsani (Foto: Zaenal/Mirajnews)
<a href=

Ali Farkhan Tsani (Foto: Zaenal/Mirajnews)" width="300" height="247" /> Ali Farkhan Tsani (Foto: Zaenal/Mirajnews)

Jakarta, 12 Dzulqa’dah 1435/7 September 2014 (MINA) – Pengamat dunia Islam, Ali Farkhan Tsani, menyatakan bahwa Barat mengakui sistem kepemimpinan Islam bisa mengatur dunia.

“Kepemimpinan Islam yang bersifat rahmatan lil alamin, melintas tanpa batas teritorial, adalah satu-satunya kekuatan yang bisa mengatur dunia sesuai dengan ketentuan Allah,” kata pengamat yang pernah mengecap pendidikan Mu’assasah Al-Quds Shanaa, Yaman itu, pada kajian bulanan Ta’lim di Masjid Darul Muttaqin Kompleks Departemen Agama Jakarta Barat, Ahad (7/9).

Ali Farkhan mengutip pengakuan mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush Jr, yang menyebutkan bahwa sistem kepemimpinan Islam akan menjadi imperium Islam yang akan melintasi negeri-negeri Muslim dulu hingga kini, membentang dari Eropa hingga Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.

Menurutnya, kekhawatiran Barat terhadap kepemimpinan Islam itulah yang antara lain melatarbelakangi serangkaian konspirasi global, strategi dan kebijakan luar negeri mereka untuk mencegahnya.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Ali Farkhan Tsani, yang juga Redaktur Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency) menyebut beberapa konspirasi itu, di antaranya invasi AS ke Irak pada 2003, blokade Irak selama delapan tahun (2003-2011), invasi AS ke Afghanistan dan Somalia, revolusi Suriah 2011, serta agresi militer Israel ke Gaza.

Konspirasi macam apa mereka terhadap dunia Islam, Irak misalnya, ternyata terbukti yang menjadi korban adalah masjid-masjid hancur, ulama banyak yang terbunuh, serta puluhan ribu buku-buku perpustakaan hangus.

Adapun terkait kelompok pengusung khilafah yang menamakan dirinya ISIS (Islamic State Irak and Suriah), Ali mengatakan bahwa seruan untuk bergabung ke dalam kelompok itu termasuk bentuk ashobiyah (bergolongan) yang mengarah pada perpecahan umat Islam, melalui cara-cara kekerasan.

Ali yang juga aktif sebagai dai Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, menambahkan bahwa Timur Tengah sejak menjadi target dalam konspirasi global Zionis Internasional, bagaimana negeri di kawasan ini selalu dibuat konflik.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Tidak cukup sampai di situ, di kawasan Afrika akhir-akhir ini juga muncul berbagai konflik berdarah. Hal tersebut juga harus diwaspadai sebagai bagian dari kosnpirasi memecah belah Afrika, yang banyak terdapat warga Muslimnya, imbuhnya.

“Tidak ada cara lain kecuali kaum muslimin bersatu, berjamaah di bawah kepimpinanan Islam,” paparnya, seraya mengutip surat Ali Imran ayat 103, An-Nisa ayat 59 dan Al-Baqarah ayat 30.

Kepemimpinan Islam itu membawa nilai-nilai rahmatan lil alamin, menyelamatkan manusia dari keterpurukan, menyeru kepada jiwa-jiwa manusia untuk mengabdi hanya kepada Allah, mengikat tali persaudaraan sesama hamba-hamba Allah, imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Amir Dakwah Jamaah Muslimin (Hizbullah) wilayah Jabodetabek, Syamsuddin Ahmad, mengatakan isu ISIS dapat menjadi fitnah yang dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk menyudutkan Muslimin.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

“Untuk menghadiri fitnah abad ini, umat Islam mestinya mempererat persaudaraan, berjama’ah, bersatu, dan kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah,” katanya.

Tampil sebagai pembicara lainnya, Midfaullah, Afifuddin ZA, sambutan Arifin atas nama Panitia, dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) setempat, Farhan Mukhaliq. (L/P001/R11/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
Kolom
Kolom