Jakarta, 25 Februari 2017/28 Jumadil Awwal 1438 (MINA) – Pengamat Politik Timur Tengah Tia Mariatul Kibtiah menilai ada tiga agenda alasan terselubung di balik kunjungan bilateral Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz ke Indonesia pada 1-4 Maret 2017 dan membawa sekitar 1.500 orang itu.
Menurutnya, yang pertama adalah Raja Salman ingin mengambil hati Presiden Jokowi agar tidak memutus hubungan kerjasama pengiriman TKI dan TKW, karena pada tahun 2011 lalu hubungan kerjasama sudah diputus, lalu pada 2014 disambung kembali, dan pada tahun 2017 ini ada rencana Jokowi juga akan memutus kembali.
“Jokowi sudah pindah haluan kebijakan luar negerinya, mendengar bahwa akan diputus kembali hubungan kerjasama pengadaan atau pengiriman tki tkw pada tahun 2017 sementara saudi sangat butuh tki tkw ini karena tki tkw dr indo dikenal manut dan dari kesejahteraan tidak menuntut banyak,” ujarnya di Jakarta, Jumat (25/2) kemarin.
Ia menambahkan, yang kedua adalah masalahl kuota haji, Indonesia merupakan jamaah terbanyak mengirim orang ke tanah suci, dan jika Indonesia berpaling tentu ini menghawatirkan Saudi, karena haji merupakan salah satu tempat mendapatkan keuntungan devisa.
Baca Juga: Pelatihan Dai di Semarang Tekankan Pentingnya Literasi Dakwah
Yang ketiga, kata Tia, saat ini di pemerintaham Jokowi, kebijakan Timur Tengahnya sudah tidak ke Arab Saudi lagi, contohnya dari Oil Company, Indonesia bekerjasama dengan Iran, menurut Tia, Arab Saudi juga khawatir jika Iran akan hegemoni kaum Sunni di Indonesia.
“Koalisinya Saudi itu adalah Amerika, Saudi, Eropa, nah oil company dari Eropa sudah melakukan approach dengan pemerintah Indonesia dari tahun 2009 semenjak Presiden SBY, tapi semenjak Jokowi ini deal oil company dari Iran ini mengagetkan, sementara kan oil company dari eropa kan itu merupakan satu kesatuan dengan koalisi Saudi dan Amerika dan ini juga jadi salah satu pemicu, saudi jadi khawatir,” katanya. (L/R08/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Akhir Pekan Ini Berpotensi Hujan Ringan