Bangui, 21 Safar 1437/3 Desember 2015 (MINA) – Pengamat keamanan ternama Afrika mengatakan, Republik Afrika Tengah (CAR) belum cukup aman untuk melaksanakan pemilhan umum yang bebas dan adil pada akhir bulan ini.
David Zounmenou, seorang peneliti senior di Institut Peneliti Keamanan (Institute of Security Studies) mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), pemerintah tidak siap untuk memberikan keamanan atau tidak mampu menjamin semua pemilih.
“Tidak ada cara untuk melucuti senjata kelompok-kelompok milisi hingga 27 Desember. Saya pikir pemilihan akan berlangsung Maret 2016,” kata Zounmenou dari lembaga Pengamat Program Keamanan Afrika.
Zounmenou menyebut Perancis yang berusaha mendorong terlaksananya pemilu agar CAR keluar dari konflik.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Tapi saya yakin pemerintah transisi ini akan bertahan untuk sementara waktu,” katanya.
Pemilu legislatif dan presiden telah ditetapkan pada 27 Desember. Namun, jika pemilu ditunda, ini adalah kelima kalinya pemilihan ditunda di CAR pada 2015 saja.
Diane Corner, Asisten Sekjen PBB mengatakan, para pemimpin Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Timur telah menyetujui perpanjangan teknis masa transisi politik paling lambat hingga 31 Maret 2016.
CAR telah dilanda ketidakstabilan politik dan kekerasan komunal sejak Maret 2013.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Menurut Human Rights Watch, di Bangui, populasi Muslim telah menyusut dari 122.000 menjadi 15.000 orang. Tingkat perpindahan yang parah telah menimbulkan pertanyaan atas keabsahan suara yang nantinya banyak warga tidak bisa memilih. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu