New York, MINA – Pengamat Tetap Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Riyad Mansour mengkritik negara-negara yang mengatakan Israel memiliki hak untuk membela diri ketika menyerang dan membunuh warga Palestina, namun mengabaikan hak warga Palestina atas penjajahan Israel.
“Sejarah bagi beberapa media dan politisi dimulai ketika warga Israel dibunuh. Namun masyarakat kita (Palestina,-baca) telah mengalami kematian atas penindasan Israel dari tahun ke tahun. Kami datang ke dewan keamanan bulan, demi bulan untuk memperingatkan konsekuensi dari impunitas Israel dan kelambanan internasional,” kata Mansour kepada wartawan di markas besar PBB di New York dalam sambutannya mengenai perang baru Israel-Palestina di Jalur Gaza yang diblokade, seperti disiarkan Wafa News, Senin (9/10).
“Ketika Israel sekarang mencoba untuk membenarkan serangan lain (di Gaza) dengan premis yang salah, tidak seorang pun boleh mengatakan atau melakukan apa pun untuk mendorong mereka melakukan hal ini. Kami tahu betul bahwa pesan tentang “hak Israel untuk membela diri” akan ditafsirkan oleh Israel sebagai izin untuk membunuh, untuk mengikuti jalan yang membawa kami ke sini,” katanya.
“Di manakah perlindungan internasional yang menjadi hak rakyat Palestina ketika negara pendudukan melanggar hukum internasional dan merugikan orang-orang yang wajib mereka lindungi? Bukankah nyawa warga Palestina layak diselamatkan? Warga sipil Palestina yang terbunuh, anak-anak Palestina yang terbunuh di wilayah pendudukan Palestina seharusnya bisa selamat. Bukankah itu merupakan kewajiban moral dan hukum serta kontribusi terhadap perdamaian? Mengapa tidak ada yang dilakukan padahal yang terbunuh adalah warga Palestina?” Tegasnya mempertanyakan keadilan dunia.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Kita perlu berpikir keras tentang logika apa yang ingin kita terapkan di sini. Jika ini soal balas dendam, maka banyak warga Palestina yang merasa mereka harus membalas dendam. Jika ini adalah soal perdamaian, maka jalan menuju perdamaian bukanlah melalui penindasan dan pendudukan yang semakin mengakar, melainkan dengan mengakhirinya.
“Anda tidak bisa mengatakan ‘tidak ada yang membenarkan pembunuhan warga Israel’ dan kemudian memberikan pembenaran untuk membunuh warga Palestina. Kami bukan sub-manusia. Kami tidak akan pernah menerima retorika yang merendahkan kemanusiaan dan mengingkari hak-hak kami. Sebuah retorika yang mengabaikan pendudukan tanah kami dan penindasan terhadap rakyat kami,” tegas pejabat Palestina tersebut.
“Tidak ada hak atas keamanan yang mengalahkan hak suatu bangsa untuk menentukan nasib sendiri. Pemenuhan hak kita untuk menentukan nasib sendiri adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian dan keamanan bersama,” kata Mansou.
Ia juga menyerukan “tidak semua pembawa perdamaian, bagi semua orang yang percaya pada Piagam PBB dan hukum internasional, kita tidak boleh melupakan hal-hal yang lebih besar. Kita perlu membela visi yang tertuang dalam resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum. Dan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuannya. Kita perlu menjunjung hukum internasional, bukan mengabaikannya.”
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Dia menambahkan: “Israel mengharapkan dan menuntut dukungan politik dan militer sambil mencapai tujuan yang secara fundamental bertentangan dengan legitimasi dan konsensus internasional. Kebijakan-kebijakannya merupakan serangan terhadap kemanusiaan kita, terhadap hukum internasional, terhadap perdamaian, dan merupakan ancaman bagi rakyatnya sendiri. Bisakah mereka yang mendukung Israel mengabaikan agenda kolonialis dan rasisnya? Itu akan merugikan diri sendiri.
“Jalan yang berbeda mungkin saja terjadi. Namun hal ini tidak bisa mengabaikan kehidupan dan hak-hak rakyat Palestina. Pemerintah harus menjamin kebebasan dan keamanan yang setara bagi mereka. Anda tidak bisa memperjuangkan perdamaian jika Anda tidak menentang pendudukan.'(T/R5/B04)
Mi’raj News Agency
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza