Rabat, MINA – Pengamat militer mengatakan pembunuhan Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, di jantung Ibu Kota Teheran, Rabu (31/7), menunjukkan kegagalan sistem intelijen dan keamanan Iran.
Abdul Rahman Makkawi, pakar urusan militer, mengatakan mengatakan kepada Hespress, media di Maroko, bahwa pembunuhan tersebut merupakan kegagalan intelijen, yang menunjukkan ketidakmampuan sistem intelijen Garda Revolusi, yang terutama bertanggung jawab melindungi delegasi Palestina di kediamannya.
“Ini menghancurkan citra organisasi penting di Republik Islam,” ujar Makkawi.
Menurutnya, kegagalan intelejen Iran bukanlah yang pertama. Israel sebelumnya telah melakukan serangkaian pembunuhan terhadap tokoh-tokoh penting Iran. Di antaranya serangan yang menargetkan ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh pada tahun 2020, dan serangan terhadap fasilitas nuklir sensitif di dalam negeri Iran.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Semua operasi ini menunjukkan kemampuan Israel dalam mengakses sejumlah target Iran, dengan merekrut banyak mata-mata untuk Mossad,” lanjutnya.
Ismail Haniyeh sebelumnya telah mengunjungi Iran lebih dari sekali sejak 7 Oktober, dan ini merupakan kerugian besar bagi Iran.
Abdul Rahman Makkawi menambahkan, Haniyeh adalah penghubung antara rezim Iran, Hamas dan faksi-faksi bersenjata Palestina lainnya, dan pemain kunci dalam mengendalikan ritme perundingan Palestina-Israel, yang hasilnya akan mempengaruhi ketegangan Iran-Israel.
Juru bicara Iran mengatakan, respon negaranya terhadap Israel akan lebih kuat dibandingkan dengan respons terhadap penargetan kedutaan besarnya di Damaskus.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Pengamat lainnya, Prof. Bentalha Doukkali, guru besar hubungan internasional di Universitas Cadi Ayyad di Marrakesh, mengatakan, “Gambaran yang paling mungkin mengenai pembunuhan Ismail Haniyeh adalah adanya kegagalan intelijen dan keamanan Iran. Mengingat operasi tersebut dilakukan secara tepat, yaitu menghantam lantai dua gedung yang menampung kepala biro politik Hamas, serta karena kawasan di mana gedung tersebut berada dijaga ketat oleh Garda Revolusi Iran, dan dikelilingi oleh segala cara perlindungan yang mungkin.”
Prof. Al-Doukkali menekankan, insiden tersebut menambah catatan panjang pembunuhan Israel terhadap tokoh-tokoh di Teheran, menunjukkan bahwa wilayah dalam negeri Iran sangat mudah dimasuki oleh intelijen Amerika Serikat dan Israel, dengan memiliki cadangan mata-mata yang penting di Iran.
Ia mengungkapkan, Presiden Iran yang lampau, Ahmadinejad menyatakan pada tahun 2021 bahwa pejabat tertinggi kontra-spionase di Kementerian Intelijen Iran pada gilirannya adalah agen Israel.
Menurutnya, insiden tersebut dapat merusak citra negara yang kuat Iran dalam hal keamanan, intelijen, dan militer. Apalagi kejadian tersebut terjadi di wilayah saat menerima tamu-tamu negara tingkat tinggi.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Iran mungkin berusaha untuk mendapatkan pertaruhan geo-strategis dan politik, karenanya informasi yang akurat tentang apakah penargetan dilakukan dari dalam Iran atau dari negara lain menjadi pertaruhan, lanjutnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris