Rafah, MINA – Pengamat pergerakan Palestina Majid Abu Shamala mengatakan, serangan di Sinai bertujuan ingin agar penutupan perbatasan Rafah terus berlanjut.
“Kami berkeyakinan seperti itu. Namun kami juga yakin Mesir mampu mengatasinya dan mengalahkan para penyerang,” katanya kepada media lokal Quds Press, Selasa (17/10).
Pembukaan pintu perbatasan Jalur Gaza-Mesir di Rafah merupakan kelanjutan dari rekonsiliasi Palestina yang dimesiasi Mesir baru-baru ini.
Sementara Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengecam apa yang disebutnya sebagai “tindakan teroris” dengan menargetkan tentara Mesir di Sinai dan membunuh banyak dari mereka dan melukai yang lain.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Juru bicara Fawzi Barhoum mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa sasaran bertujuan untuk melemahkan Mesir dan stabilitas keamanan rakyatnya.
Namun dia menekankan, serangan tersebut tidak akan berhasil.
Seorang penulis dan analis politik Zulfikar Suerjo mengatakan, operasi melawan tentara Mesir di Sinai menargetkan orang-orang Palestina dan Mesir serta secara bersama hendak berusaha untuk menghalangi perkembangan hubungan antara Mesir dan Gaza.
“Jelas bahwa ada banyak pihak yang bermain dalam pergerakan Palestina, dan mencoba mengeksploitasi semua upaya paling besar hingga paling kecil dalam merusak kembali situasi internal Palestina.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Padahal, imbuhnya, pembukaan rafah merupakan ikatan antara Palestina dan Mesir, yang mulai membayar harga darah anak-anak.
Menurutnya, semakin baik hubungan antara Mesir dan Jalur Gaza, akan ada tindakan melawan tentara Mesir dari kelompok bersenjata.
Ada tanda tanya besar dan mungkin mencurigakan bahwa mereka didanai oleh banyak pihak. Perlu waktu berbulan-bulan juga untuk berlatih dalam operasi semacam itu, lanjutnya.
“Ini memberi indikasi bahwa proses ini dipersiapkan sebelumnya dan waktunya telah dilakukan sampai kesempatan yang tepat,” katanya.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Perintah yang diberikan kepada kelompok bersenjata untuk bekerja menciptaka atmosfer kemarahan dengan menyerang tentara Mesir, menunjukkan mereka yang berada di balik operasi ini memusuhi orang-orang Mesir dan orang-orang Palestina.
Mereka juga berarti memusuhi negara Arab dan mencari kepentingan sempit untuk kembali membuka permusuhan historis, imbuhnya.
Dan menekankan perlunya operasi bersama mendeteksi dan mencegah serangan yang mungkin terjadi pada masa depan untuk merusak hubungan Palestina-Mesir.
Menguntungkan Israel
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Sementara itu, Direktur Integritas Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (Hayat Haq), Essam Yousef, mengatakan bahwa Israel adalah penerima keuntungan dari kekacauan keamanan di Sinai, terutama pada tahap rekonsiliasi Palestina saat ini.
“Serangan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata terhadap pihak keamanan dan tentara Mesir di Sinai bertujuan untuk mengganggu hubungan persaudaraan positif antara Mesir dan Gaza, setelah rekonsiliasi antara kedua negara,” kata Youssef.
Dia mengatakan adanya tangan-tangan Israel yang bekerja secara rahasia dan di depan umum untuk menggagalkan hubungan Mesir-Palestina.
“Israel belum merasa nyaman sejak partisipasi Kairo dalam memainkan peran kunci rekonsiliasi Palestina-Palestina dengan cara seperti yang baru-baru ini terlaksana,” katanya. (T/RS2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya