Jakarta, 13 Shafar 1437/26 November 2015 (MINA) – Pengamat Timur Tengah Ibrahim Rantau mengatakan, konflik di Suriah adalah ajang perlombaan negara produsen senjata dunia.
“Bagi saya, Suriah itu jadi ajang perlombaan produsen-produsen senjata. Dari pihak Turki turun dari Barat lalu diambil oposisi Suriah, juga dengan produsen senjata Rusia yang di beli dan di salurkan ke pemerintah Basar Al-Assad,” kata Ibrahim saat dihubungi Mi’raj Islamic News Agency (MINA) via telepon, Kamis (26/11).
Menurutnya, Suriah mejadi semacam pertemuan antara produsen-produsen senjata dunia sehingga konfliknya tidak akan selesai sebelum kedua negara ini menahan diri, paling tidak menitipkan pasokan senjata dari Suriah, sehingga dengan demikian konflik itu akan bisa diselesaikan.
“Kuncinya tidak hanya Turki dan Rusia, sebenarnya yang terjadi ialah konflik kepentingan persenjataan antara Rusia dan barat pada umumnya, jadi Turki itu hanya menyalurkan tangan,” kata Ibrahim.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Baru-baru ini terjadi penembakan terhadap pesawat Rusia. Turki berada di pihak oposisi melawan Presiden Assad, sedangkan Rusia mendukung pemerintahan Assad.
Dengan adanya peristiwa ini, membuat hubungan kedua negara semakin tidak baik dan akan melibatkan banyak negara, karena Turki adalah anggota Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
“Sedangkan dalam organisasi ini, komunitas NATO memiliki semacam fakta bahwasanya apabila salah satu negaranya terlibat dalam urusan militer berhadapan dengan negara lain maka anggota NATO akan ikut terlibat,” kata Ibrahim.
“Apabila urusan ini berkepanjangan antara militer Turki dengan Rusia maka bisa dipastikan akan melibatkan NATO dalam psikologi perang itu, tapi tidak sampai ke sana hanya sekedar ketegangan politik saja,” tambahnya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menuding Turki sebagai pendukung langsung kelompok “teroris” Islamic State (ISIS/Daesh), setelah pasukan Turki menembak jatuh jet tempur Rusia di dekat perbatasan Suriah.
Sementara Turki mengklaim, serangan itu atas dasar mempertahankan keamanan dan hak rakyatnya karena pesawat tempur Rusia itu menyerang warga Suriah keturunan Turki di perbatasan Suriah. Namum, pihak Rusia menyatakan jet tempurnya berada satu kilometer di wilayah Suriah. (anj/P007/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat