Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penganut Islamofobia Memandang Erdogan Sebagai Musuh

Syauqi S - Kamis, 28 Maret 2019 - 22:56 WIB

Kamis, 28 Maret 2019 - 22:56 WIB

11 Views ㅤ

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan. (Foto: Yeni Safak)

Ankara, MINA – Islamofobia – ketidaksukaan atau prasangka buruk terhadap Islam atau Muslim – adalah penyakit yang merembes ke Eropa, Amerika Serikat, dan Timur Tengah.

Mengutip Yeni Safak, Kamis (28/3), Islam selalu memiliki musuh yang fair, termasuk reformis Protestan Jerman Martin Luther, penulis Perancis Voltaire, penulis Inggris G.K. Chesterton, dan Presiden AS John Quincy Adams.

Untuk sebagian besar sejarah Eropa setelah fajar Islam, Nabi Muhammad telah dipotret jelek oleh para sarjana Kristen, termasuk reformator terkenal Martin Luther, misalnya.

Meskipun Islamofobia telah ada sejak kelahiran Islam 1.400 tahun yang lalu di Semenanjung Arab, kurangnya media massa selama lebih dari 1.300 tahun membatasi dampak Islamofobia pada lingkaran dekat mereka.

Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar

Namun penganut Islamofobia di era moderen ini adalah pengguna aktif internet, yang membuatnya lebih mudah untuk menyebarkan kebencian, rasisme, dan agenda politik berbahaya.

Saat ini, mereka memiliki satu kesamaan: kebencian mereka terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Mereka membenci kritik Erdogan yang keras terhadap Israel pada khususnya dan berusaha keras untuk merusak reputasi pemimpin Turki.

Pamela Geller, seorang penganut Islamofobia yang berbasis di AS yang menyebut dirinya sebagai “Zionis ganas”, menyerang Turki dan Erdogan di Twitter dan situs web yang ia kelola.

Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi

“Pemimpin Turki Erdogan mengancam akan membunuh wisatawan Australia ke Turki jika mereka memiliki pandangan anti-Muslim,” kata Geller, memutarbalikkan kata-kata Erdogan dalam upaya untuk memanipulasi opini publik.

Sebagai buntut dari serangan teroris pada awal Maret di dua masjid Selandia Baru, Erdogan meminta siapa pun yang memiliki niat serupa seperti teroris untuk tidak mengunjungi Turki.

Geller tidak ragu memutarbalikkan kata-kata di luar konteksnya demi mencapai tujuannya.

Pelaku Islamofobia lainnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu – yang pemerintahnya telah membangun pemukiman ilegal di Tepi Barat yang melanggar resolusi PBB dan membunuh banyak warga sipil Palestina – termasuk wanita dan anak-anak – menyebut presiden Turki itu sebagai “diktator”.

Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia

Geert Wilders, politikus Belanda terkenal anti-islam yang membela kebijakan sayap kanan antiimigran, juga membenci Erdogan.

Dalam pidatonya, ia meminta warga negara Belanda dan imigran yang mencintai Erdogan “untuk keluar dari” Belanda.

Penulis penganut Islamofobia Kanada, Tarek Fatah, yang spesialisasinya menyerang Islam dan negara-negara Muslim, menyebut Erdogan seorang “idiot” dan para pendukungnya “fasis”.

Tokoh Zionis yang juga anti-Islam Ben Shapiro menggunakan platformnya untuk menyerang Islam dan Erdogan secara teratur.

Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas

“Erdogan adalah penjahat Islam pendukung teror. Kepergiannya akan menjadi awal yang baik. Mari kita lihat apa yang menggantikannya,” tulis Shapiro di Twitter pada malam upaya kudeta militer yang gagal di Turki pada 2016 yang diotaki oleh Fetullah Terrorist Organization (FETO). (T/R11/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung

Rekomendasi untuk Anda