Baghdad, 11 Syawwal 1435/7 Agustus 2014 (MINA) – Minoritas Irak penganut paham Yezidi kini menghadapi penindasan dan mengungsi bersama pengikut Syiah dan minoritas lainnya, karena wilayah mereka dikuasai oleh Negara Islam di Irak dan Levant/Syam (ISIL/ISIS) sejak Juni.
Satu-satunya anggota parlemen yang mewakili kelompok minoritas Yezidi di Parlemen Irak, Vian Dakhil mengatakan, ratusan penganut Yezidi telah tewas, 500 perempuannya diculik sebagai selir budak di Sinjar, dan 70 anak meninggal kehausan, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kaum Yezidi telah lama menderita oleh berbagai serangan karena agama yang diyakininya. Kini kaum Yezidi menjadi target militant ISIL yang menyebut mereka “jamaah setan”.
Yezidi adalah sebuah sekte keagamaan kuno dan beragam yang dikenal berasal dari iman Majusi pra-Islam, seperti Islam Manichaean (Iran), Yahudi, Kristen dan Nestorian.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Yezidi meyakini satu Tuhan, dan meyakini Malaikat Merak – dikenal sebagai Malak Ta’us – yang menurut mereka adalah wakil Allah di bumi. Penganut Yezidi tradisional hanya dapat menikah dengan seseorang dari iman yang sama.
Ulama Islam Ortodoks menganggap mereka sesat. Muslim berpaham Sunni menganggap Yezidi sebagai penyembah setan karena salah tafsir mereka tentang Malaikat Merak, menurut sebuah studi Lembaga Hukum dan Hak Asasi Manusia Internasional.
Menurut Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, Irak adalah tempat tinggal bagi sekitar 500.000 penganut Yezidi, namun ribuan keluarga melarikan diri ke negara-negara lain karena takut dibunuh.
Irak Sinjar, dekat kota Mosul, adalah rumah tradisional masyarakat minoritas Yezidi, tetapi juga ada di Suriah, Yordania, Turki, Rusia, Armenia, Georgia, dan di beberapa negara Eropa.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Yezidis telah melarikan diri dari Sinjar dan sekarang bersembunyi di pegunungan karena takut dibantai oleh militan ISIL/ISIS.
PBB mengatakan sebanyak 200.000 warga sipil telah melarikan diri dari daerah itu dan menyebutnya sebagai “tragedi kemanusiaan”.
Mereka sekarang mencoba untuk bertahan hidup di wilayah pegunungan di kota suci penganut Yezidi, Lalish, tanpa makanan dan air di bawah panas terik negeri Irak.
Beberapa Yezidi yang melarikan diri ke Turki untuk menghindari serangan militan ISIL/ISIS telah tiba di distrik Silopi, Turki, di provinsi tenggara Sirnak.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Haydar Omer, salah satu penganut Yezidi melarikan diri dari negaranya, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa mereka harus meninggalkan kampung halamannya, militan ISIL/ISIS membakar rumah dan desa mereka.
“Anggota ISIL membantai di Til Ezir dengan memotong kepala laki-laki, perempuan dan anak perempuan diculik dan dibawa ke Mosul,” kata Omer. “Kami tidak punya senjata untuk melawan mereka jadi kami harus pergi dan datang ke Turki. Kami akan pergi ke saudara-saudara kami di sini.”
Penganut Yezidi lainnya, Nidal Halid, menyatakan mereka meminta senjata dari pasukan Pashmerga dari Partai Demokrat Kurdistan (PPK), tetapi mereka tidak diberi, PPK mengatakan akan membela mereka.
Para militan ISIL/ISIS menguasai kota Sinjar di dekat kota Mosul sejak Ahad (3/8) setelah terjadi bentrokan sengit, membuat pasukan Peshmerga Kurdi menarik diri dari wilayah yang mereka lindungi sejak pemberontak menyerbu Mosul dan daerah sekitarnya bulan Juni.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Komunitas Yezidi pernah menderita salah satu serangan terburuk tahun 2007 ketika 400 orang tewas dan lebih dari 1.500 terluka, saat empat truk sarat dengan bahan peledak menghancurkan dua kota Yezidi. Serangan 2007 menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Yezidis juga menjadi target bunuh di bawah rezim Saddam Hussein, diktator Irak dahulu. (T/P09/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB