Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengaruh

Bahron Ansori Editor : Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 26 Oktober 2024 - 23:03 WIB

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 23:03 WIB

29 Views

Pengaruh pemimpin (foto: ig)

Pengaruh, dalam konteks umum, merujuk pada kemampuan seseorang atau sesuatu untuk memengaruhi pemikiran, perasaan, atau tindakan individu lain.

Dalam ranah ilmiah, pengaruh sering dipelajari melalui psikologi sosial, yang meneliti bagaimana individu dapat dipengaruhi oleh lingkungan, kelompok, atau figur otoritas tertentu.

Secara syar’i, Islam juga menekankan pentingnya memahami dan mengendalikan pengaruh, baik yang diterima maupun yang diberikan, agar sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Al-Quran dan Sunnah.

Dalam Al-Quran, Allah berulang kali mengingatkan manusia tentang pentingnya memilih pengaruh yang baik. Surah Al-Furqan ayat 27-29 mengisahkan penyesalan orang-orang yang di akhirat menyadari bahwa mereka telah mengikuti pemimpin atau teman yang menyesatkan mereka dari jalan Allah.

Baca Juga: Zona Nyaman

Ayat ini menunjukkan bahwa pengaruh negatif dapat mengakibatkan kerugian besar, baik di dunia maupun di akhirat.

Di sisi lain, pengaruh yang baik dapat menjadi sumber keberkahan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi akan membuatmu mendapatkan aroma harum darinya, sedangkan pandai besi dapat membuat pakaianmu terbakar atau membuatmu mendapatkan bau yang tidak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menggambarkan betapa pentingnya berada dalam lingkaran pengaruh yang baik.

Dalam ilmu psikologi, terdapat konsep “teori pengaruh sosial” yang menyatakan bahwa orang cenderung dipengaruhi oleh orang lain, terutama jika mereka dianggap sebagai otoritas atau memiliki kesamaan dengan kita.

Baca Juga: Etos Kerja

Eksperimen klasik seperti yang dilakukan oleh Stanley Milgram menunjukkan betapa kuatnya pengaruh otoritas terhadap keputusan individu, bahkan ketika keputusan tersebut bertentangan dengan moral mereka sendiri.

Dari perspektif Islam, kesadaran akan potensi pengaruh ini seharusnya mendorong setiap individu untuk lebih berhati-hati dalam memilih lingkungan, teman, dan panutan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menekankan pentingnya memilih teman yang saleh dan berakhlak baik, karena mereka akan memengaruhi kita ke arah kebaikan. Sebaliknya, pengaruh teman yang buruk bisa menjauhkan seseorang dari jalan yang benar.

Pengaruh juga memiliki dampak dalam dunia pendidikan. Guru, sebagai tokoh otoritas di kelas, memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter dan pemikiran siswa. Dalam Islam, pendidikan adalah ibadah, dan seorang guru yang baik akan berusaha menanamkan nilai-nilai islami dalam setiap pelajaran yang diberikan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran pengaruh positif dalam proses pendidikan.

Baca Juga: Man Jadda Wa Jada

Al-Quran juga memberikan panduan tentang bagaimana seseorang harus memengaruhi orang lain. Dalam Surah An-Nahl ayat 125, Allah berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.”

Ayat ini menekankan pentingnya memberikan pengaruh dengan cara yang bijaksana dan penuh hikmah, bukan dengan paksaan atau kekerasan.

Selain itu, konsep kepemimpinan dalam Islam juga erat kaitannya dengan pengaruh. Seorang pemimpin, baik dalam skala kecil seperti keluarga maupun skala besar seperti negara, memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan pengaruh yang baik kepada orang-orang yang dipimpinnya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan sempurna dalam hal ini, di mana beliau menunjukkan bagaimana seorang pemimpin harus bersikap adil, penuh kasih sayang, dan memotivasi umatnya untuk selalu berbuat kebaikan.

Baca Juga: Pentingnya Empati

Pengaruh negatif juga dapat muncul dari media. Dalam era digital saat ini, informasi dan konten dari berbagai sumber dapat dengan mudah diakses, yang dapat mempengaruhi cara pandang dan perilaku seseorang. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk bijak dalam memilih konten yang dikonsumsi, memastikan bahwa itu sesuai dengan nilai-nilai Islam dan tidak menyesatkan.

Dalam dunia bisnis, pengaruh juga memiliki peran yang signifikan. Etika bisnis dalam Islam menuntut agar setiap transaksi dan hubungan bisnis dilakukan dengan jujur dan adil. Pengaruh pemimpin dalam perusahaan sangat menentukan budaya kerja dan etika yang diikuti oleh para karyawan. Seorang pemimpin yang mempraktikkan nilai-nilai islami akan memengaruhi karyawannya untuk juga menjalankan bisnis dengan cara yang halal dan beretika.

Pengaruh dalam keluarga juga sangat penting. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka, karena mereka adalah figur pertama yang anak-anak lihat dan tiru. Dalam Islam, keluarga adalah unit dasar masyarakat, dan pengaruh orang tua akan sangat menentukan bagaimana anak-anak mereka berkembang, baik dari segi moral maupun spiritual.

Konsep dakwah dalam Islam juga adalah bentuk pengaruh. Seorang dai harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam dan cara berkomunikasi yang efektif untuk bisa memberikan pengaruh yang positif kepada orang lain. Dakwah yang dilakukan dengan cara yang benar dapat membimbing banyak orang menuju jalan yang diridhai Allah.

Baca Juga: Program Akselerator Dukung Generasi Baru Startup Halal Berdampak Dimulai 6 Januari 2025

Pengaruh juga dapat dilihat dalam konteks persahabatan. Al-Quran dan Hadis banyak membahas tentang pentingnya memilih sahabat yang baik. Seorang sahabat yang baik akan selalu memberikan nasihat yang benar dan mengingatkan kita ketika kita melakukan kesalahan. Sebaliknya, sahabat yang buruk dapat membawa kita kepada kemaksiatan dan menjauhkan kita dari Allah.

Dalam kehidupan berjamaah, pengaruh satu sama lain sangatlah kuat. Islam menganjurkan umatnya untuk selalu menjaga ukhuwah Islamiyah dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Ini menunjukkan bahwa pengaruh positif dalam komunitas dapat memperkuat iman dan ketakwaan, serta menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling mendukung.

Intinya, penting bagi setiap individu untuk menyadari bahwa mereka juga memiliki pengaruh terhadap orang lain, baik disadari atau tidak. Oleh karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat baik dan memberikan teladan yang baik kepada orang lain. Dengan cara ini, kita tidak hanya menjaga diri kita sendiri dari pengaruh buruk, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang positif dan islami di sekitar kita. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Berkah

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Tausiyah
Kolom
Feature