Makkah, 3 Dzulhijjah 1436/17 September 2015 (MINA) – Ketua Tim Pengawas Haji Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay meminta Pemerintah Saudi, khususnya otoritas Masjidil Haram, untuk segera membuat sistem peringatan dini (Early Warning System) di dalam dan di sekitar masjid.
Hal itu sangat diperlukan untuk menjaga ketenangan para jamaah haji dalam melaksanakan ibadah.
“Sampai hari ini, puluhan crane masih terpancang di dalam dan di sekitar Masjidil Haram. Setiap jamaah yang hendak masuk ke masjid, pasti akan melihat crane-crane tersebut. Tentu ada dampak psikologis bagi para jamaah terkait musibah jatuhnya crane 11 September lalu yang menimbulkan puluhan korban jiwa dan ratusan korban luka,” kata Saleh.
Politisi dari Fraksi PAN ini mencontohkan, Rabu (16/9), sesaat sebelum Shalat Subuh lalu ia sempat melihat kepanikan yang luar biasa di dalam Masjidil Haram. “Kepanikan itu terjadi hanya karena ada suara gemuruh yang tidak diketahui sumbernya,” katanya, demikian siaran pers DPR RI yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Anehnya, tidak hanya jamaah yang berlari. Beberapa polisi yang bertugas pun terlebih dahulu berloncatan dan lari keluar masjid. Karena polisi ikut lari, maka jamaah semakin panik dan terjadi saling dorong. Kalau ini sering terjadi, dikhawatirkan akan menimbulkan korban akibat saling dorong dan berdesakan antar sesama jamaah,” katanya.
Melihat fenomena itu, sudah semestinya Pemerintah Saudi dan otoritas Masjidil Haram membuat early warning system di dalam dan di sekitar Masjidil Haram.
Selain itu, juga perlu dibuat jalur evakuasi resmi agar jamaah mengetahui ke arah mana mereka harus keluar jika terjadi hal-hal yang diduga membahayakan jamaah. Ini adalah bagian dari tanggung jawab Pemerintah Saudi yang selama ini menyebut dirinya sebagai khadimul haramain (pelayan dua tanah suci).
Sejalan itu, PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Daker Mekkah diminta segera memberitahukan prosedur keselamatan jika hal seperti itu terulang. Para petugas haji, karom, TPHD (Tim Pembimbing Haji Daerah), TPHI (Tim Pemandu Haji Indonesia) dan temus (Tenaga Musiman Haji) perlu diberikan pengetahuan tambahan terkait upaya evakuasi jamaah dalam suasana darurat.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Hal itu, kata Saleh, sangat penting dilakukan karena jumlah jamaah haji Indonesia yang paling besar di seluruh dunia.
“Walaupun usulan pembuatan early warning system itu penting, namun jangan terlalu berharap akan segera terwujud. Langkah-langkah preventif harus segera dipikirkan dan diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia,” tegasnya. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata