Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OPCW PERINGATKAN SURIAH PERCEPAT PEMUSNAHAN SENJATA KIMIA

Admin - Rabu, 8 Januari 2014 - 22:34 WIB

Rabu, 8 Januari 2014 - 22:34 WIB

412 Views ㅤ

 Hague, Belanda, 7 Rabi’ul Awwal 1435/9 Januari 2014 (MINA) – Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) selaku pengawas senjata kimia dunia memperingatkan Suriah untuk mempercepat proses penghancuran senjata kimianya.

Desakan itu dinyatakan Rabu (8/1), satu hari setelah gelombang pertama bahan kimia Suriah dikirim keluar dari negara yang dilanda perang saudara dan kehancuran itu, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pemerintah Suriah telah melewatkan batas waktu 31 Desember yang mewajibkan negara itu melenyapkan bahan kimianya yang paling beracun dari negaranya.

Juru Bicara Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), Michael Luhan mengatakan, Suriah harus meningkatkan usahanya untuk menyelesaikan misi secepatnya dalam kondisi yang memungkinkan.

Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow

Direktur Jenderal OPCW Ahmet Uzumcu mengatakan, transportasi angkatan pertama bahan kimia merupakan langkah yang terlambat tetapi signifikan dan proses bisa terlaksana meskipun kondisi yang sulit.

Menurut pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu, batas waktu proses pemusnahan, paling lambat berakhir pada Juni 2014.

Sebelumnya BBC memberitakan, bahan kimia sensitif telah dikirim keluar Suriah, hari Selasa, dengan sebuah kapal Denmark yang dikawal oleh kapal perang Rusia dan Cina.

Kargo berbahaya itu meninggalkan pelabuhan Latakia Utara, Suriah, dibawa ke Italia lalu dimuat ke kapal Angkatan Laut Amerika Serikat dan dikirim ke perairan internasional untuk dihancurkan dalam tangki titanium khusus yang diciptakan di atas kapal.

Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza

Kesepakatan pemusnahan senjata kimia itu ditengahi oleh Amerika dan Rusia setelah roket bermuatan agen saraf sarin ditembakkan ke kota Ghouta sekitar ibukota Suriah, Damaskus, pada 21 Agustus tahun lalu. Ratusan orang tewas dalam serangan tersebut.

Negara-negara Barat mengatakan hanya pasukan pemerintah Suriah yang bisa melakukan serangan, namun Presiden Suriah Bashar al-Assad menyalahkan pejuang oposisi. (T/P09/IR).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu

Rekomendasi untuk Anda