Pengembangan Wisata Halal Perlu Didorong Banyak Pihak

Tokoh Muslimah Edrida Pulungan.(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Pengembangan industri pariwisata dan kreatif berbasis halal untuk pembangunan nasional perlu didorong melalui kolaborasi antara semua pemangku kepentingan dengan model , yaitu: pemerintah pusat/daerah, swasta, akademisi, komunitas, dan media.

Hal tersebut ditekankan Tokoh Muslimah peraih The Future Leader Anugerah ASN Kemenpan RB 2020, Edrida Pulungan, yang menggiatkan inovasi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan model Pentahelix disela-sela pembukaan Hybrid Event Leaders Summit Asia – (GTF) 2021 di Jakarta, Rabu (15/9).

Edrida berhasil membuat role model tentang ekonomi kreatif dengan model Pentahelix, dimulai dari daerah kelahirannya di Sumatera Utara dengan membina petani salak. Selanjutnya ke Kota Medan dan kemudian dia membuat penelitian di Kupang yaitu meneliti tenun, hingga akhirnya juga berangkat ke Palembang dan membuat kerjasama tentang pemetaan sejarah wisata dan budaya menuju Palembang wisata dunia.

“Keberhasilan inovasi tersebut sudah diimplementasikan di Palembang dengan membranding kota tersebut sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya sehingga bisa mengangkat perekonomian daerah di masa pandemi,” ujar wanita kelahiran 1982 ini.

Edrida mengungkapkan, tantangan terbesarnya adalah kolaborasi yang membutuhkan kepercayaan serta keberlanjutan program dan koordinasi antar pihak. Tantangan ini bukan hanya di Indonesia tapi juga global.

Hal perlu diperhatikan, lanjut dia, antara lain bahwa Indonesia sebagai negara muslim terbesar dunia, juga memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri ekonomi halal yang sudah digagas semenjak 2019 lalu.

Untuk itu, Edrida menggagas Creative Economy and Tourism Network Initiative yang bertujuan menghubungkan antar pemangku kepentingan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis halal dengan menghimpun berbagai kalangan, termasuk anak-anak muda kreatif dan inovatif siap berkontribusi untuk pembangunan bangsa.

Dia berharap pada perhelatan acara bertema “Reset, Revive, Refresh Tourism” yang dibuka Wapres RI KH. Ma’ruf Amin ini menjadi momen didorongnya pariwisata halal dapat menjadi alternatif pilihan penggerak pemulihan ekonomi nasional karena secara subtansial mengusung aspek kesehatan, kebersihan, dan ramah lingkungan.

Indonesia terpilih menjadi tuan rumah untuk forum pariwisata global pertama di Asia, “Global Tourism Forum: Hybrid Event Leaders Summit Asia Indonesia 2021,” pada 15-16 September 2021.

GTF 2021 digelar secara ‘hybrid’, hanya 70 peserta yang hadir secara fisik di Jakarta, sedangkan peserta lainnya mengikuti kegiatan secara virtual dari seluruh dunia.

GTF sendiri merupakan inisiatif dari World Tourism Forum Institute (WTFI) yang menjadi wadah kolaborasi internasional untuk mengatasi tantangan bagi industri pariwisata. (L/R1/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)