Kutai Kartanegara, MINA – Budaya Baca merupakan salah satu program PINTAR yang saat ini dilaksanakan di Balikpapan, Kutai Kartanegara dan Samarinda. Program ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Agama (Kemenag) dan Dinas Pendidikan, Universitas Mulawarman (UNMUL) dan IAIN Samarinda dengan Tanoto Foundation.
Untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap buku semenjak dini, SDN 003 Tenggarong Kutai Kartanegara menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan salah satu tema kegiatannya adalah Program Budaya Baca di sekolah tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 61 anak-anak didik baru sekolah tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari lima orang. Karena mereka belum diajarkan menulis dan membaca, tiap guru yang bertanggung jawab di kelompok hanya menceritakan sebuah buku cerita.
Setelah mendengar cerita tersebut, siswa yang berani diberikan microphone dan menceritakan kembali. Orang tua siswa yang mengantar anaknya dan bebas masuk melihat juga kegiatan tersebut dari bangku-bangku yang sudah disediakan.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Setelah diceritakan buku cerita tersebut, salah satu murid baru yang bernama Fatih berkata bahwa di rumah tidak pernah dilakukan kegiatan demikian. Ia kemudian berlari ke ibunya dan memintanya melakukan kegiatan seperti itu juga di rumah.
“Saya senang melihat reaksi itu. Kegiatan seperti ini juga dalam rangka menanamkan pada orang tua siswa bahwa budaya baca bukan cuma tanggung jawab sekolah, tapi juga orang tua siswa,” kata Kurnia Astuti, salah satu guru yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut sebagaimana keterangan pers yang diterima MINA, Senin (22/7).
Untuk menguatkan, budaya baca juga disosialisasikan lewat rapat bersama orang tua siswa baru di hari berikutnya. Dalam rapat tersebut, pihak sekolah menegaskan bahwa sekolah telah memiliki SK Budaya Baca yang isinya berbagai kegiatan budaya baca dan penanggung jawabnya.
Kegiatan tersebut umpamanya meliputi membaca 15 menit, membaca selama 2 jam di perpustakaan di waktu-waktu khusus, menceritakan isi buku bacaan, kegiatan rutin menulis dan pengadaan buku. Orang tua juga diharapkan juga aktif membantu budaya baca selama di rumah, misalnya lewat bercerita dengan anaknya sebelum tidur.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Kegiatan yang hampir sama juga dilakukan oleh sekolah mitra Tanoto Foundation yang lain yaitu MTsN 1 Balikpapan. Bekerjasama dengan Aliansi Bikers Sosial Balikpapan, para siswa baru dikumpulkan bersama di mushola dan dikenalkan budaya baca di sekolah. Salah satunya adalah mengenalkan program pengadaaan buku lewat “koinku untuk buku”.
Diharapkan semua siswa secara sukarela menyumbangkan koin setiap bulannya. Abdul Gofur, Kepala MTsN 1 Balikpapan juga sempat membawa kaleng koinku dan siswa yang sudah membawa koin dari rumah memasukkan secara bergiliran ke kaleng tersebut.
Berkat kegiatan koinku untuk buku, sekolah tiap bulan rata-rata mendapatkan dana 800 ribu untuk pengadaaan buku. Buku tersebut dipajang di perpustakaan dan di Taman Baca yang terdapat di halaman sekolah.
Abdul Gofur juga berkomitmen untuk terus meningkatkan budaya baca di sekolah dengan kegiatan budaya baca yang lebih kreatif dan lebih banyak lagi. Umi Putri Ibalia, guru sekaligus penanggung jawab budaya baca di sekolah berencana akan mengadakan pelatihan dasar jurnalistik bagi para siswa.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Di sekolah mitra Tanoto Foundation yang lain yaitu MIN 1 Balikpapan, untuk menyambut siswa baru, sekolah membangun pojok literasi di kelas. Dana pojok literasi tersebut berasal dari koin literasi yang juga sumbangan dari siswa. (AK/R01/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)