Al-Quds (Yerusalem), 6 Rajab 1435/5 April 2014 (MINA) – Yayasan Al-Aqsha untuk Wakaf dan Warisan Islam memperingatkan penggalian yang dilakukan Otoritas Pendudukan Israel sedang berlangsung di bawah dan sekitar Masjid Al-Aqsha, terutama pada sudut tenggaranya, di tengah seruan Eropa untuk kelompok Al-Quds (Yerusalem) untuk menyelamatkan kiblat pertama umat Islam itu.
Yayasan Al-Aqsha mendokumentasikan dalam sebuah pernyataan melalui pemantauan lapangan Ahad kemarin, penggalian terowongan entitas Zionis itu telah mencapai lapisan paling dalam, diperkirakan panjang jalur terowongan mencapai 60 meter.
Bahkan, puluhan batu raksasa yang berfungsi sebagai dasar untuk tembok barat Al-Aqsha ditemukan dalam proses penggalian tersebut, Palestine Information Center (PIC) melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Penggalian yang dimulai dari sudut barat daya Al-Aqsha akan terhubung ke bagian utara, menuju Gerbang Al-Magharibah dan dinding Buraq, AFEH mengutip surat kabar Today Israel mengatakan pada Jumat.
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
Yayasan Al-Aqsha memperingatkan risiko berbahaya dari prosedur penggalian tersebut yang menembus ke kedalaman lebih dari lima meter tepat di bawah Masjid Al-Aqsha.
Penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha dan kota Al-Quds menimbulkan bahaya serius bagi keberlanjutan bangunan masjid yang terancam runtuh pada setiap saat akibat aktivitas penggalian.
Yayasan Al-Aqsha juga mengungkapkan penggalian Israel di bawah kompleks Masjid Al-Aqsha mencapai 18 meter di bawah tanah, dan kini di dalam terowongan tersebut sudah dibangun beberapa ruangan untuk menampung 5.000 orang.
Pada tahun 2020, Israel direncanakan akan menyelesaikan kota bawah tanah terbesar di kompleks Masjid Al-Aqsha yang akan menampung enam juta orang.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds adalah satu kesatuan. Al-Quds meliputi seluruh tembok yang mengelilingi kompleks Masjid Al-Aqsha.
Masjid Al-Aqsha merupakan tempat paling suci ketiga bagi umat Islam. Hal itu terkait dengan peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shalallahu’ Alaihi Wa Salam. Nabi ketika itu naik ke Sidratul Muntaha melalui Masjid Al-Aqsha.
Eropa untuk Al-Quds
Sementara itu, Ketua Eropa untuk Al-Quds, Yahya Abed, menyerukan kepada Komite Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk Kota Al-Quds yang diketuai Raja Maroko Mohammed VI, untuk melindungi Masjid suci Al-Aqsha untuk melawan “serangan gencar pemukim ekstrimis ilegal Yahudi menargetkan karakter historis tempat suci ketiga bagi umat Islam di dunia.”
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Abed mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Quds Press, menyusul partisipasinya di Konferensi Rakyat Palestina di Eropa ke-12 pada Sabtu lalu, Eropa untuk Al-Quds adalah koalisi yang terdiri dari puluhan lembaga sipil yang beroperasi di seluruh benua Eropa dengan tujuan menanamkan karakter Islam dan Arab dalam para pemuda di Eropa dan menyebarkan kesadaran di antara mereka pentingnya Kota Al-Quds.
“Kelompok itu bertujuan untuk menggambar perhatian ‘Eropa dan Barat’ pada fakta bahwa Kota Al-Quds, bagi seperempat dari populasi dunia, garis merah yang tidak dapat diseberangi dengan cara apa pun dan dalam situasi apa pun. Ini terletak di jantung dari sebuah perhatian utama seluruh bangsa,” kata Abed.(T/P02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya