Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENGOBATAN THIBBUN NABAWI SEBAGAI SOLUSI

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 1 Mei 2015 - 21:36 WIB

Jumat, 1 Mei 2015 - 21:36 WIB

772 Views

mlc tibb

Pelatihan Thibbun Nabawi MLC Bandung (Amn/MINA)

Bandung, 12 Rajab 1436/1 Mei 2015 (MINA) – Tutor pengobatan ala Nabi dr. Deny Kusniadi mengatakan, Thibbun Nabawi sebagai pengobatan cara Nabi merupakan solusi bukan sekedar alternatif apalagi tradisional yang terkesan kumuh.

Ia mengatakan pada Pelatihan Thibbun Nabawi, pengobatan cara Nabi, yang diselenggarakan Lembaga Pembinaan Muslimah Learning Center (MLC) Jawa Barat, di Aula Alfa Cetaury Cisangkeuy, Bandung, Jumat (1/5).

“Pengobatan cara Nabi seperti bekam adalah solusi, bukan sekedar pengobtan alternatif atau pengobtan tradisional yang terkesan kumuh dan asal-asalan. Tetapi benar-benar memperhatikan unsur higienitas, dan sterilisasi,” ujarnya.

Menurutnya, Islam itu bersih, bekam juga identik dengan bersih, dan ini sesuai tuntunan Nabi. Serta mempelajari dan mengamalkannya, tidak akan ada habisnya.

Baca Juga: Hari Terakhir Pelunasan, Seluruh Kuota Haji Khusus 1446 H/2025 M Sudah Terisi

Ia menyebutkan pengalaman dirinya sebagai dokter yang juga mempelajari bekam, cara itu dapat diterima dari sisi kedokteran.

Bekam sudah diakui secara medis. Sekarang banyak dokter yang sudah merapat ke bekam, imbuhnya.

“Bahkan di luar negeri seperti Singapura dan Jerman, praktik bekam dihargai mahal, bisa menjadi keahlian yang menjanjikan,” katanya.

Praktisi bekam, Ian Sofyan dalam tutorialnya menyebutkan, sejarah bekam sudah dimulai sejak zaman mesir kuno dengan adanya bukti relief cupping dan pisau bedah di dinding piramid.

Baca Juga: Penelitian Terbaru, Gen Z di AS Pro Perjuangan Palestina dan Anti Israel

Menurutnya, Nabi Muhammad selama hidupnya lima kali dibekam oleh Abu Thoyyibah.

“Sebenarnya kalau untuk menjaga kesehatan dengan baik, tidak harus dibekam. Tapi sebagai pemeliharaan boleh dibekam satu bulan sekali. Atau empat bulan sekali karena usia sel darah merah itu 120 hr, setelah itu baiknya regenerasi, dan bekam merupakan salah satu cara ekskresi,” ujarnya.

Ia menambahkan, sejarah bekam terus berkembang dengan berbagai alat dan metode. Pada masa kekhilafahan, terapis bekam dibayar mahal 5-10 dinar. Pasien diberi tunjangan dari baitul maal, karena jika warga sakit otomatis dia tidak bisa bekerja. Jad harus ada santunan.

Untuk itu ia menekankan perlunya standardisasi pengobatan bekam agar terjaga keandalannya.

Baca Juga: ICMI Resmikan Program Desa Cendikia dan Masjid Siti Aminah Hadiwardoyo

Sementara dalam sambutannya, Ustadz Munif Nasir, Pimpinan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jawa barat, yang juga Penasihat MLC, mengatakan, meningkatkn ilmu dan keterampilan, termasuk thibbun nabawi dapat menjadi bekal dalam sosial.

Muslimah Learning Center (MLC) Jawa Barat, mengadakan Pelatihan Kesehatan Thibbun Nabawi angkatan ke-4 tersebut, guna memberikan bekal pemahaman dan keterampilan kepada generasi muda dalam pengobatan cara nabi.

Materi praktik meliputi hijamah atau bekam, diagnosa penyakit melalui wawancara, totok wajah,  diagnosa telapak tangan, mata, suara, dan lidah. (L/amn/dik/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Dr. Rais Abdullah: Hidup Berjamaah adalah Fenomena Universal

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
MINA Health
MINA Health
Indonesia
Kolom
Indonesia
Indonesia
Indonesia