Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penguasa Sudan Serukan Dialog di Tengah Protes Anti-Militer

Ali Farkhan Tsani - Senin, 11 Juli 2022 - 04:16 WIB

Senin, 11 Juli 2022 - 04:16 WIB

8 Views

Khartoum, MINA – Kepala Dewan Sovereign yang berkuasa di Sudan menyerukan komite perlawanan untuk dialog, ketika protes anti-militer berlanjut di negara Afrika Utara itu, Anadolu melaporkan, Ahad (10/7).

Dalam pidatonya pada kesempatan Hari Raya Idul Adha, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan menegaskan kembali seruannya untuk dialog di antara semua lapisan masyarakat untuk memastikan stabilitas negara.

“Tantangan dan bahaya yang mengelilingi Sudan dan negara mengharuskan semua orang bekerja sama mengatasi kesulitan dan memastikan keamanan, perdamaian dan stabilitas,” katanya.

Sejak kudeta 2021, orang-orang Sudan telah mengadakan protes anti-militer massal, yang dipimpin oleh komite perlawanan.

Baca Juga: Diancam Israel, Irak Dapat Dukungan dari Liga Arab

Lebih dari 100 orang tewas dalam protes menentang pemerintahan militer sejak Oktober, menurut petugas medis Sudan.

Panglima militer Sudan juga meminta kekuatan politik untuk mempersiapkan pemilihan dengan membentuk partai mereka guna membuka jalan bagi tentara sepenuhnya mengambil perannya dalam keamanan dan pertahanan negara.

Sudan berada dalam kekacauan sejak Oktober lalu, ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok, sebuah langkah yang dikecam oleh kekuatan politik sebagai “kudeta militer.”

Awal pekan ini, al-Burhan mengumumkan bahwa tentara akan menarik diri dari pembicaraan politik yang sedang berlangsung untuk mengatasi kebuntuan dengan oposisi sipil dan memungkinkan kelompok politik dan revolusioner membentuk pemerintahan transisi. (T/RS2/P1)

Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Indonesia
Indonesia
Feature
Afrika