Srinagar, MINA – Penguncian besar-besaran oleh militer India dan pemberlakuan jam malam di kota-kota Kashmir membuat ibu kota musim panas Srinagar seperti kota hantu.
Tentara bersenjata berdiri di depan kawat berduri di jalan-jalan utama Srinagar, salah satu ibu kota Negara Bagian Jammu dan Kashmir yang dikelola India, demikian Nahar Net melaporkan.
Kashmir dilucuti dari status otonom yang sudah melekat selama tujuh dasawarsa melalui dekrit presiden yang kontroversial pada Senin (5/8) lalu, sehari setelah jam malam yang melumpuhkan diberlakukan di kota utamanya.
Kondisi itu membuat hanya sedikit warga yang terlihat.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Semua koneksi telepon dan internet di salah satu wilayah paling termiliterisasi di dunia ini diputus.
Pos-pos pemeriksaan prajurit dibangun setiap 100 meter di jalan-jalan utama di kota. Hanya orang-orang di pekerjaan penting yang diizinkan meninggalkan rumah mereka.
Hampir setiap toko tutup dan penduduk mengatakan tidak ada produk segar yang tiba.
Sebagian besar orang menyimpan persediaan makanan pada hari-hari menjelang jam malam, ketika desas-desus muncul bahwa pemerintah New Delhi akan membuat langkah konstitusionalnya, melucuti Kashmir dari hak-hak istimewanya.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Dengan jam malam, hanya tentara dan polisi yang dilengkapi perisai anti huru-hara yang berkeliaran di depan bus-bus yang tampaknya ditinggalkan dan truk-truk penuh warna yang menghalangi jalan-jalan di toko-toko yang tutup.
Meskipun Srinagar terkunci, laporan muncul bahwa pada Selasa (6/8) terjadi protes warga. Paling tidak enam orang dirawat di rumah sakit dengan luka tembak dan luka-luka lainnya, kata satu sumber di rumah sakit Srinagar kepada AFP tanpa menyebut nama.
Namun pihak berwenang bersikeras bahwa kawasan itu damai.
Wilayah lembah subur Himalayh itu telah dibagi antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan mereka pada tahun 1947.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
New Delhi telah mengirim puluhan ribu pasukan baru ke Kashmir awal bulan ini untuk mengantisipasi kerusuhan terkait keputusan pencabutan hak istimewa Kashmir. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon