Anak-Anak-Suriah.jpg">Anak-Anak-Suriah.jpg" alt="Anak Anak Suriah" width="300" height="168" />Janewa, 7 Dzulhijjah 1434/12 Oktober 2013 (MINA) – Pengungsi anak-anak Suriah yang melarikan diri dari perang sipil Suriah rentan terhadap eksploitasi termasuk kekerasan dan dipaksa menjadi pekerja anak.
Lebih dari satu juta anak, tanpa orang tua dan kerabat dekat, di antara 2,1 juta pengungsi yang terpaksa menyeberang ke Yordania, Irak, Lebanon dan Turki sejak Maret 2011.
Menurut Michele Servadei, perwakilan PBB di Yordania, negara itu menjadi penampung sekitar 540.000 pengungsi Suriah, berusaha untuk memberikan pelayanana kesehatan dan pendidikan saat sumber air sudah mulai langka.
Sebagian besar pengungsi Suriah hidup dalam masyarakat tuan rumah di utara, sementara 120.000 berada di Kamp Zaatari di gurun Yordania, seperti dilansir dari Saudi Gazette dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
“Dalam masyarakat mereka jauh lebih terkena menjadi buruh anak dan korban eksploitasi pada umumnya,” kata Servedei di Jenewa.
Sekitar 200.000 pengungsi Suriah di Yordania adalah anak usia sekolah, tetapi hanya 80.000 yang terdaftar dalam pendidikan, banyak di antaranya telah putus sekolah. (T/P010/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan