Nauru, 25 Rabi’ul Awwal 1437/5 Januari 2016 (MINA) – Seorang anak pengungsi berusia enam tahun, anak dari pengungsi Iran. diduga mengalami kekerasan seksual di Nauru setelah orangtua korban menangkap basah aksi pelaku pelecehan.
Nauru adalah pulau yang dijadikan Australia sebagai tempat penampungan pengungsi yang ingin ke benua kanguru tersebut.
Sejauh ini polisi masih melakukan investigasi dan belum menangkap atau mendakwa pria pelaku kekerasan seksual tersebut sehingga menimbulkan kemarahan dari pihak keluarga korban, Radio New Zealand International melaporkan, Rabu (6/1), yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Ayah gadis itu, seorang pengungsi Iran yang tinggal di Nauru, telah mengecam pemerintah Nauru yang disebutnya abai bertindak, dan mempertanyakan sikap polisi yang mengambil pendekatan berbeda untuk kejahatan yang melibatkan pengungsi dan penduduk setempat.
Baca Juga: Demonstran Pro-Palestina di Kanada Bakar Patung Netanyahu
Tidak seorang pun pernah didakwa untuk kasus penyerangan terhadap pengungsi atau pencari suaka di Nauru, meskipun sejumlah tuduhan dan insiden yang didokumentasikan telah dilaporkan, termasuk kekerasan yang menimpa anak-anak.
Nauru menjadi rumah bagi ratusan pencari suaka atau pengungsi yang dikirim ke pulau itu oleh pemerintah Australia.
Organisasi yang disewa oleh Canberra untuk menjaga para pengungsi diikat oleh undang-undang Australia untuk tidak membuka segala informasi yang berkaitan dengan pencari suaka atau pusat penahanan. (P022/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza