Damaskus, MINA – Warga sipil di Kamp Rukban di perbatasan Suriah-Yordania yang putus asa menolak untuk pergi menggunakan “koridor kemanusiaan” sementara yang dibuka oleh Rusia dan pemerintah Suriah.
Warga sipil Suriah takut ditangkap, disiksa, dan bahkan mati jika mereka memasuki wilayah yang dikuasai pemerintah melalui koridor kemanusiaan tersebut.
“Tidak ada satu pun warga sipil yang bergerak ke arah koridor, karena ketidakpastian tujuan mereka setelah keluar dari koridor,” kata Administrasi Sipil Kamp Rukban mengumumkan, Rabu (20/2) dalam sebuah unggahan dalam Facebook, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Ahad (17/2) mengklaim bahwa koridor kemanusiaan adalah kesempatan bagi warga sipil untuk “secara sukarela, tanpa hambatan dan aman” meninggalkan kamp.
Baca Juga: Ketua DPR Lebanon Adukan Pelanggaran Israel kepada Jenderal AS
Kamp tersebut terletak di dalam “zona dekonflik” Al-Tanf yang dibentuk oleh koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) pada 2016. Pertama didirikan untuk melatih pasukan oposisi memerangi kelompok Islamic State (ISIS). Sejak itu, zona tersebut digambarkan sebagai basis untuk memantau gerakan pasukan Iran di Suriah.
Pengungsi Suriah di Rukban, khawatir pemerintah mengambil alih daerah tersebut setelah penarikan pasukan AS dari Suriah. (T/Gun/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Houthi Targetkan Pangkalan Udara Israel untuk Kedua Kalinya dalam 24 Jam