Dhaka, MINA – Rencana pemulangan sekitar 3.500 Muslim Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar pada Kamis (24/8) gagal dilaksanakan setelah para pengungsi menolak untuk kembali karena khawatir akan keselamatan mereka.
Tidak satu pun dari 3.450 Muslim Rohingya yang dijadwalkan kembali menyatakan kesediaan untuk kembali ke Bangladesh, karena masalah keamanan.
Bangladesh menjamin, tidak ada yang akan dipulangkan dengan paksa.
“Jika ada pengungsi Rohingya yang menyatakan keinginan untuk kembali, kami akan memulangkan mereka ke Myanmar. Tetapi tidak ada dari mereka yang terdaftar menyatakan keinginan untuk kembali ke negara mereka,” kata Mohammad Abul Kalam, Komisaris Bantuan dan Repatriasi Ppengungsi Bangladesh, kepada Anadolu Agency dikutip MINA.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Abul Kalam mengatakan, semua telah dipersiapkan untuk pemulangan pengungsi, termasuk lima kendaraan, akan tetap siap di kamp pengungsi hingga pekan depan. “Kalau-kalau yang ingin kembali dengan sukarela,” katanya.
Pengungsi Rohinyga mensyaratkan kembai pulang, adalah keamanan terjamin, kewarganegaraan Rohingya penuh, keselamatan untuk bebas bergerak di Myanmar, pengembalian properti mereka dan pemantauan keselamatan oleh komunitas internasional.
“Kami tidak akan pernah kembali tanpa jaminan atau mendapatkan hak kewarganegaraan penuh kami. Tidak ada keselamatan dan keamanan di negara bagian Rakhine Myanmar untuk Rohingya,” kata Khin Maung, seorang pengungsi di Cox’s Bazar, kepada Anadolu Agency melalui panggilan telepon.
Dia juga menambahkan bahwa Rohingya siap jika pemerintah setuju untuk mengembalikan hak kewarganegaraan penuh, tetapi Pemerintah ,Myanmar tidak berubah sama sekali karena tidak menghadapi konsekwensi dari tindakan-tindakannya terhadap warga Rohingya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Sebelumnya pada 15 Agustus, Juru bicara pemerintah Myanmar Zaw Htay mengumumkan, bahwa 3.540 pengungsi Rohingya dari lebih dari 22.000 nama yang dikirim oleh Bangladesh, telah dibebaskan untuk kembali ke Myanmar.
Sementara itu, Badan Pengungsi PBB (UMHCR) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mewawancarai sejumlah pengungsi Rohingya bersama dengan pejabat Pemerintah Bangladesh dan tidak ada dari mereka yang bersedia kembalis ke Myanmar.
“UNHCR telah membantu Pemerintah Bangladesh dalam mensurvei para pengungsi tentang apakah mereka ingin kembali ke Myanmar dan untuk mengkonfirmasi kesukarelaan setiap keputusan individu untuk melakukannya,” kata badan tersebut. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar