Beirut, MINA – Komunitas pengungsi Palestina di Lebanon memperingati 42 tahun pembantaian Sabra dan Shatila di kompleks pemakaman para syuhada Palestina dekat kamp Shatila, selatan Beirut, Ahad (15/9).
Yasser Ali, anggota Sekretariat Jenderal Konferensi Populer untuk Palestina di Luar Negeri, dalam sambutannya menekankan “perlunya meminta pertanggungjawaban entitas pendudukan zionis Israel dan mendesak semua negara untuk membawa mereka ke pengadilan.
“Kita semua sebagai pengungsi Palestina harus mengerahkan seluruh energi kita untuk terus mendukung rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat dengan segala cara dan kemampuan yang ada,” ujarnya. Quds Press melaporkan.
Pada sambutan lain, Sami Hammoud Direktur Organisasi Hak untuk Kembali menyerukan perlunya meminta pertanggungjawaban pendudukan zionis di forum internasional.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Hammoud menyerukan mobilisasi internasional dalam mendukung kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional (ICJ), untuk mencapai keadilan bagi rakyat Palestina yang telah menderita akibat perang selama lebih dari 76 tahun.
“Pembantaian yang dilakukan oleh zionis Israel setiap hari tidak akan menghalangi rakyat Palestina untuk melanjutkan perlawanan mereka yang sah dalam merebut hak-hak mereka yang dijamin hukum internasional tentang penentuan nasib sendiri,” ujarnya.
Peringatan Sabra Shatila diselenggarakan oleh Konferensi Populer Palestina di Luar Negeri dan lembaga-lembaga Palestina di Lebanon untuk memperingati kejahatan yang dilakukan zionis pada tanggal 16-17-18 September 1982.
Tanggal 16-18 September 1982 menjadi catatan gelap peristiwa pembantaian berdarah oleh pendudukan Zionis Israel terhadap warga sipil di Kamp Pengungsi Sabra-Shatila Beirut Barat, Lebanon.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Sabra mengacu pada nama sebuah pemukiman miskin di pinggiran selatan Beirut Barat, Lebanon, bersebelahan dengan kawasan kamp pengungsi Shatila.
Shatila merupakan nama kawasan pengungsi yang dikelola oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA (The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East ).
Pasukan bersenjata yang tak berperikemanusiaan, penjajah Zionis Israel kala itu di bawah komando Menteri Pertahanan Ariel Sharon, membantai sekitar 3.500-8.000 warga sipil tak berdosa. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel