Pengungsi Palestina Lakukan Aksi Gerakan Kembali

Aksi (Foto: File/Istimewa)

, MINA – Para pengungsi Palestina di Lebanon dan sedang mempersiapkan untuk bergerak menuju perbatasan dengan wilayah Palestina yang diduduki pada Jumat (30/3) mendatang. Demikian menurut pengumuman otoritas nasional tertinggi untuk gerakan kembali dari pengungsian, Selasa (27/3).

“Para pengungsi akan menuju daerah Maroun al-Ras di perbatasan -Palestina. Para pengungsi Suriah akan berada di kamp Khan al-Sheikh dekat Quneitra dekat perbatasan Suriah-Palestina,” kata Zulfiqar Sawirju, seorang anggota organisasi itu, kepada Safa yang dikutip MINA.

Dia menjelaskan, para pengungsi Lebanon dan Suriah sedang mempersiapkan mobilisasi dan partisipasi pada hari Jumat untuk mengadakan festival besar di sana, dan kemudian akan berkemah di daerah perbatasan tersebut sebagai persiapan untuk menyeberangi pagar pemisah.

Seorang anggota Komisi Nasional bahwa dia akan berada di sana (Lebanon dan Suriah) mensimulasikan peristiwa yang dijadwalkan akan dilaksanakan di Jalur dekat perbatasan timur, dan menekankan pesan terkuat dari aksi ini akan dilakukan dari sektor ini.

Pawai besar untuk kembali di Tepi Barat dan Jalur Gaza dijadwalkan akan dimulai Jumat depan, yang menyebabkan invasi penuh terhadap perbatasan Palestina untuk mengenang bencana Palestina di bulan Mei.

Sementara di Jalur Gaza Palestina, aksi untuk membuka pagar keamanan antara Jalur Gaza dan Palestina yang diduduki pada tahun 1948 dalam persiapan untuk menyeberangi pagar pemisah dengan wilayah yang diduduki.

Pawai akan dibagi menjadi lima wilayah, yakni Khan Younis, Khuza’a, Babat al-Najjar, Rafah, Al-Nahda, Gerbang Al-Muttabak, Al-Bureij Camp, Abu Safiya dan 4/4 utara dari Beit Hanoun.

Komite Koordinasi “Pawai Besar untuk Kembali” mengumumkan pada bulan Februari niatnya untuk melancarkan pawai-pawai massa secara damai termasuk massa pengungsi dari berbagai tempat perlindungan sementara menuju Palestina yang diduduki pada tahun 1948 untuk mencapai pengembalian yang ditetapkan oleh resolusi internasional.

Dia menegaskan, bahwa perang 1948 telah berhenti 70 tahun lalu dan tidak ada pembenaran lagi bagi para pengungsi untuk menjauh dari rumah mereka.

Ada resolusi internasional yang menyerukan kembalinya para pengungsi, terutama resolusi 194.

“Para pengungsi ini akan menggunakan hak untuk kembali dengan cara damai kapan pun mereka mau,” tegas Sawirju. (T/B05/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.