Cox’s Bazar, MINA – Hampir 20.000 pengungsi Muslim Rohingya yang telah menyeberang ke Bangladesh dari Rakhine State, Myanmar, dan banyak di antaranya menderita luka bakar dan tembak.
Sanjukta Sahany yang mengelola kantor Organisasi Internasional untuk Migrasi di Cox’s Bazar, Bangladesh, mengatakan sebagian pengungsi “memberikan pandangan kosong” saat ditanyai.
“Orang-orang trauma, cukup terlihat,” katanya pada Rabu (30/8), demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA. “Mereka berada dalam kondisi yang amat sangat menyedihkan.”
Menurutnya, kebutuhan terbesar bagi pengungsi Muslim Rohingya adalah makanan, layanan kesehatan dan tempat berlindung.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Mereka memerlukan setidaknya beberapa penutup, beberapa atap di atas kepala mereka,” tambahnya.
Ribuan Muslim Rohingya dalam sepekan terakhir harus lari menyelamatkan diri ke Bangladesh, setelah militer Myanmar menyerang desa-desa mereka, membakar rumah-rumah, menyiksa dan membunuhi warga tanpa pandang bulu.
Bangladesh telah menampung sekitar 400.000 pengungsi Rohingya yang telah meninggalkan Myanmar selama bertahun-tahun. Pemerintah di Dhaka berjanji untuk memblokir pendatang baru dan juga telah mendeportasi sebagian dari mereka yang berhasil di tangkap di perbatasan.
Sementara kekerasan militer Myanmar pada Oktober 2016 membuat sekitar 87.000 orang Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh, membawa serta kisah-kisah mengerikan tentang pembunuhan, pemerkosaan dan desa-desa yang terbakar. (T/RI-1/RS1)
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)