ROHINGYA-17-300x200.jpg" alt="Warga Aceh bahu membahu menyediakan dapur umum dan memasak untuk pengungsi Rohingya. (Foto: dok. AtjehCyber.com)" width="300" height="200" /> Warga Aceh bahu membahu menyediakan dapur umum dan memasak untuk pengungsi Rohingya. (Foto: dok. AtjehCyber.com)
Aceh, 6 Sya’ban 1436/24 Mei 2015 (MINA) – Pengungsi Muslim Rohingya telah menyatakan rasa terima kasihnya kepada penduduk Indonesia atas bantuan tempat tinggal dan makanan yang disediakan untuk mereka.
“Mereka (warga Aceh) memperlakukan kami seperti orang tua memperlakukan anak-anak mereka. Kami sangat berterima kasih,” kata Ramida, pengungsi Rohingya yang sudah tinggal di Aceh selama 17 tahun, Jumat (22/5).
Warga Rohingya lainnya, Mohammad Hasan, menyatakan lega setelah sebulan di sebuah kapal dengan persediaan terbatas, kini mereka tidak lagi harus khawatir kekurangan makanan.
“Kami hanya diberi bubur sekali sehari,” kata Hasan menceritakan masa selama di perahu.
Baca Juga: Erupsi Ganda Gunung Semeru, Warga Diimbau Jauhi Besuk Kobokan
Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Armanatha Nasir mengatakan kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), saat ini tujuan utama pemerintah adalah menyelamatkan sekitar 7.000 pengungsi yang kapalnya diyakini berada di Laut Andaman.
Sebelumnya, Panglima Tentara Negara Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko mengatakan, imigran yang terdampar di wilayah Indonesia tetap diberlakukan sebagai pengungsi.
“Para pengungsi itu sudah masuk ke wilayah kita, diperlakukan sebagai pengungsi. Ini ada hukumnya, hukum internasional,” ujar Jenderal Moeldoko saat berkunjung ke Aceh, Kamis (21/5), media Aceh PortalSatu.com melaporkan.
Menurut Moeldoko, mereka yang telah berada di Indonesia seperti etnis Rohingya di Aceh, harus diperlakukan secara manusiawi dengan alasan kemanusiaan.
Baca Juga: Mengenang Tragedi Titanic, Refleksi Kemanusiaan dalam Cahaya Iman
Pihak TNI, kata dia, selaras dengan kebijakan Menteri Luar Negeri yang memutuskan menampung pengungsi Rohingya di Indonesia sementara waktu.
Di luar itu, TNI tetap menjaga keutuhan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari masuknya imigran gelap.
“Prinsipnya, kami bertugas menjaga keutuhan dan kedaulatan Indonesia. Siapa pun dari luar harus dilarang masuk, itu memang sudah tugas negara,” kata Panglima TNI. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Serangan ke RS Al-Ahli di Gaza, Hancurkan Ruang Bedah dan ICU