Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengungsi Rohingya di Perbatasan Ketakutan Diancam Tentara Myanmar

Rudi Hendrik - Rabu, 21 Februari 2018 - 00:50 WIB

Rabu, 21 Februari 2018 - 00:50 WIB

102 Views

Wakil Menteri Dalam Negeri Myanmar Maj Gen Aung Soe mengunjungi pengungsi Rohingya di Tambru, perbatasan, Jumat, 9 Februari 2018. (Foto: Tarek Mahmud/Dhaka Tribune)

TAMBRU.jpg" alt="" width="960" height="540" /> Wakil Menteri Dalam Negeri Myanmar Maj Gen Aung Soe mengunjungi pengungsi Rohingya di Tambru, perbatasan, Jumat, 9 Februari 2018. (Foto: Tarek Mahmud/Dhaka Tribune)

Cox’s Bazar, MINA – Ribuan pengungsi Rohingya yang terdampar di Tanah Tanpa Manusia, wilayah Tambru di antara perbatasan Bangladesh dan Myanmar, dilanda ketakutan akibat ancaman tentara Myanmar.

Rashid Ahmed (32), seorang pria Rohingya di Tambru mengatakan, mereka hidup dalam ketakutan karena tentara Myanmar baru saja mendirikan bunker di dekat pagar perbatasan.

“Mereka mengatakan kepada kami bahwa kami harus meninggalkan tempat ini, atau jika tidak mereka akan menembak kami,” kata Rashid, Arab News melaporkan yang dikutip MINA, Selasa (20/2).

Pria Rohingya lainnya, Ismail, mengatakan, sekitar 400 tentara Myanmar secara teratur berpatroli di dekat garis perbatasan, menimbulkan kepanikan di antara para pengungsi.

Baca Juga: Serangan Udara Militer Myanmar Targetkan Biara, 28 Pengungsi Tewas

“Mereka sering menembak kosong,” katanya.

Ada sekitar 6.000 pengungsi Rohingya yang terdampar di Tanah Tanpa Manusia, karena keamanan perbatasan Bangladesh melarang mereka masuk.

Pada Sabtu dan Ahad lalu, ribuan pengungsi di Tambru memprotes proses repatriasi dan menuntut jaminan keamanan dari Pemerintah Myanmar, Dhaka Tribune melaporkan.

Dil Mohammed dan Arif Hossain, dua pemimpin Rohingya di daerah tersebut, mengklaim bahwa tentara Myanmar dan ekstremis Mogh (Buddha) masih mengancam dan akan  menyiksa orang-orang Rohingya yang masih tinggal di Negara Bagian Rakhine. (T/RI-1/P1)

Baca Juga: Kantor HAM PBB: 798 Warga Gaza Tewas Saat Mencari Bantuan Sejak Akhir Mei

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Asosiasi Pendidikan Nasional AS Setujui Resolusi Larang Kurikulum Pro-Israel di Sekolah

Rekomendasi untuk Anda