Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENGUNGSI ROHINGYA MINTA TRANSPARANSI PROGRAM REPATRIASI

Admin - Rabu, 30 Juli 2014 - 19:29 WIB

Rabu, 30 Juli 2014 - 19:29 WIB

881 Views ㅤ

Mae La kamp
Kamp Mae La di perbatasan Myanmar-Thailand
Mae La kamp

Kamp Mae La di perbatasan Myanmar-Thailand

Bangkok, 3 Syawal 1435/30 Juli 2014 (MINA) – Pengungsi Myanmar di kamp-kamp perbatasan Thailand prihatin tentang kurangnya transparansi dan prosedur yang tepat oleh pemerintah Thailand mengenai repatriasi, demikian hasil jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan di kamp-kamp pengungsi.

Menurut media setempat, ketua kamp Mae La mengatakan pengungsi terbesar di sepanjang perbatasan Thailand-Burma, pejabat Thailand mulai melakukan sensus penduduk pada 18 Juli, dan menerbitkan tiga jenis kartu identitas kepada para pengungsi, demikian diberitakan oleh Voice of Burma yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.

“Kami meminta para pejabat untuk memberikan jawaban yang tepat tentang hasil jajak pendapat tetapi mereka tidak akan menceritakan apa-apa kecuali bahwa mereka melakukan re-verifikasi pengungsi,” kata media tersebut.

“Mereka mengeluarkan kartu berwarna hijau untuk pengungsi UNHCR [Badan Pengungsi PBB nomor seri yang dimulai dengan 020, 021 dan 026; dan kartu cahaya berwarna hijau untuk nomor 70 dan 71.”

Baca Juga: Jepang Hadapi Krisis Populasi, Jumlah Lansia Capai Rekor Tertinggi

“Mereka tanpa mendaftarkan diri ke UNHCR yang mengeluarkan kartu merah,” katanya, seraya menambahkan bahwa para pejabat juga mengambil foto-foto daftar rumah tangga dari keluarga pengungsi dan semua dokumentasi UNHCR mereka tetapi tidak menjelaskan maksud tindakan ini.

Pengungsi di kamp Umpiem, kamp perbatasan lain, juga melaporkan menerima kartu berwarna hijau terang, yang kemudian berubah menjadi kartu berwarna putih. Ini prosedur yang tidak konsisten dan kurangnya kejelasan maksud dan tujuan di balik tindakan para pejabat Thailand ‘yang memicu kekhawatiran di antara para pengungsi yang mungkin mereka akan dideportasi kembali ke Myanmar diluar keinginan mereka.

“Kami khawatir kita mungkin akan dideportasi dalam waktu sekitar satu tahun, karena tidnakan pejabat tidak memberikan penjelasan tentang sensus,” Naw Baw Nya, seorang pengungsi yang berada di kamp Umpiem, mengatakan.

Pengungsi lain, Naw Khoo Htwe, mengatakan ia tidak ingin kembali ke Myanmar dalam waktu dekat karena tidak ada jaminan keamanannya.

Baca Juga: Junta Myanmar dan Pemberontak Bertempur, Warga Sipil Jadi Korban

Ada lebih dari 130.000 pengungsi dari myanmar yang tinggal di sembilan kamp di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar. Pengungsi dari negara-negara asal mereka akibat konflik antara kelompok-kelompok bersenjata etnis dan Tentara Myanmar. Sejumlah pengungsi telah tinggal di kamp-kamp selama hampir 30 tahun.(T/P08/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Asia
Indonesia
Dunia Islam
Palestina
Dunia Islam
Indonesia
Internasional
MINA Health
Buah Semangka (foto: Site News/Twitter)
MINA Health